--

Menghimpun seluruh berita, tulisan, jurnal bernuansa agama yang dapat menyatukan ummat

Kemenag dan MAN 2 Parepare Raih Dua Penghargaan Treasury Award Semester I 2025 dari KPPN

 


Parepare, (Kemenag Parepare) – Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tipe I Parepare kembali menggelar Treasury Award periode Semester I Tahun 2025 yang berlangsung di Ruang Pertemuan KPPN Parepare, Rabu 17 September 2025.

Kegiatan ini menjadi ajang apresiasi bagi satuan kerja (satker) mitra KPPN atas capaian kinerja pengelolaan anggaran yang dinilai melalui delapan kategori. Tahun ini, KPPN Parepare menyerahkan sebanyak 80 piagam penghargaan kepada instansi penerima.

Kepala KPPN Tipe I Parepare, Ferryal Resque dalam sambutannya menegaskan bahwa pengelolaan keuangan negara bukanlah hal yang sederhana.

“Sebagai instansi pemerintah, penggunaan anggaran senantiasa harus terlapor dengan baik. Apa yang Bapak/Ibu lakukan akan tercermin pada kinerja KPPN. Dengan kolaborasi dua arah, hasil yang kita inginkan bisa diwujudkan,” ujarnya.

Dengan semangat slogan KPPN Maju Cemerlang Bersama, pihaknya berharap capaian kinerja dapat terus meningkat sehingga membuka peluang pengajuan predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) segera terwujud.

Pada kesempatan ini, Kementerian Agama (Kemenag) Kota Parepare berhasil meraih dua penghargaan sekaligus, yakni terbaik kedua: satker dengan nilai IKPA tertinggi pada pagu DIPA besar Semester I TA 2025. Terbaik Kesebelas: satker dengan nilai IKPA tertinggi pada pagu DIPA kecil Semester I TA 2025.

Selain itu, MAN 2 Kota Parepare juga turut mengukir prestasi dengan meraih dua penghargaan, yaitu: terbaik pertama: satker dengan persentase rata-rata deviasi pada indikator Halaman III DIPA terendah Semester I TA 2025. Terbaik kelima: satker dengan nilai IKPA tertinggi pada pagu DIPA kecil Semester I TA 2025.

Piagam penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Kepala KPPN Parepare kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Parepare dan Kepala MAN 2 Parepare.

Dengan capaian ini, Kemenag Parepare dan MAN 2 Parepare menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan tata kelola anggaran yang profesional, akuntabel, dan berintegritas. Hadir pada acara penyerahan piagam ini adalah seluruh satker se-Ajatappareng.(Abul/Wn)

 

 

Share:

Perdalam Pemahaman di Bidang Informatika, Siswa MA Al Mustaqim Berkunjung ke BRIN Parepare


Parepare, (Kemenag Parepare) - Sebanyak 17 siswa kelas X Madrasah Aliyah (MA) Al-Mustaqim melakukan kunjungan studi ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) wilayah Parepare pada Rabu, 17 September 2025.

Didampingi guru mata pelajaran Informatika terintegrasi dan guru Pendidikan Agama Islam (PAI), Rosnanang, kunjungan ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman siswa di bidang informatika, khususnya terkait cara kerja stasiun lapangan BRIN dan mengenali lebih jauh jenis-jenis komputer yang digunakan sebagai server. Kegiatan yang berlangsung pada pukul 09.00 hingga 12.00 WITA ini disambut hangat oleh para petugas BRIN.

Kunjungan dimulai di aula BRIN, di mana para siswa menerima materi dari Indri Pratiwi. Dalam sesinya, Indri menjelaskan secara komprehensif mengenai peran dan fungsi BRIN dalam riset dan inovasi di Indonesia, apa itu satelit, penginderaan jauh, jenis-jenis resolusi pada kamera, peran Citra Satelit di berbagai bidang misalnya bidang pertanian, kelautan, pertambangan dan lain-lain.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa satelit yang sedang mengorbit di bumi ketika mengalami kerusakan atau telah menyelesaikan misinya akan "dibuang" secara aman. Satelit sampah itu di arahkan ke Samudra Pasifik Selatan dalam bentuk puing-puing atau didorong ke orbit yang lebih tinggi yang jauh dari orbit aktif.

Para siswa tampak antusias menyimak penjelasan, terutama saat materi berfokus pada aplikasi teknologi dalam kehidupan sehari-hari.


Usai sesi materi, para siswa diajak langsung ke ruang pemantauan perekaman kemudian masuk ke dalam ruang server untuk menyaksikan secara langsung. Di sana, Imran A selaku operator menjelaskan secara detail cara kerja kawasan stasiun lapangan BRIN Parepare. Para siswa diberi kesempatan untuk melihat langsung cara kerja peralatan yang digunakan. Mereka bertanya tentang berbagai hal, mulai dari bagaimana jika lampu tiba-tiba mati atau bagaimana sistem instalasi kabel listrik yang sangat rumit ini.

“Stasiun lapangan BRIN tidak hanya bergantung pada pasokan listrik dari PLN mereka dilengkapi dengan sistem catu daya cadangan Generator Set (Genset). Ini adalah sistem utama yang akan menyala secara otomatis atau dioperasikan oleh petugas dalam hitungan detik setelah listrik PLN padam. Adapun instalasi listrik yang rumit disusun dengan standar yang sangat tinggi untuk menjamin operasional yang tanpa henti dan keamanan data dan disatukan di bawah lantai keramik di dalam ruang server,”jelas Imran.

Menurut Kepala Madrasah Amriyani, kunjungan ini memberikan wawasan yang sangat berharga bagi siswa.

“Mereka tidak hanya mendapatkan teori di kelas, tapi juga bisa melihat langsung bagaimana ilmu informatika diterapkan di lapangan, dan alhamdulillah program dari  bidang studi Informatika yang diampu oleh Ibu Rosnanang berjalan dengan lancar ” ujarnya.(Nanang/Wn)

Share:

Pontren DDI Lil Banat Parepare Gelar Upacara HKN: Semangat Pembentukan Karakter dan Nasionalisme Santri

 


Parepare, (Kemenag Parepare) – Pondok Pesantren DDI Lil Banat Parepare kembali menggelar upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Kesadaran Nasional (HKN) pada Rabu, 17 September 2025.

Upacara kali ini mengusung semangat pembentukan karakter dan nasionalisme santri. Bertindak selaku Pembina Upacara, Kepala Madrasah Tsanawiyah, Hamsinah. Dalam amanatnya yang berapi-api, Hamsinah menyampaikan pesan-pesan mendalam yang relevan dengan tantangan zaman.

Hamsinah berpesan kepada seluruh santri untuk bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Ia menekankan bahwa kesungguhan dalam pembelajaran adalah kunci kesuksesan di masa depan. Selain itu, ia juga mendorong agar para santri tetap melek teknologi.

"Di era digital ini, santri tidak boleh gagap teknologi. Manfaatkanlah gadget dan internet untuk hal-hal yang positif, menunjang belajar, dan mengembangkan wawasan. Namun, hal yang paling utama harus selalu diingat adalah adab," lanjutnya.

Di tengah pesannya untuk menguasai teknologi, Hamsinah justru sangat menekankan satu prinsip fundamental kehidupan pesantren: adab.

"Jangan sampai kemajuan teknologi justru mengikis adab dan akhlakul karimah kita. Ingat, ilmu tanpa adab bagai api tanpa kayu bakar, akan padam dan tidak bermanfaat. Karakter dan adab harus diletakkan di atas segalanya," tegas Hamsinah dalam amanatnya yang disambut hening oleh seluruh peserta upacara.

Pesan ini menjadi fondasi utama yang ingin ditanamkan kepada setiap santri dalam menjalani kehidupan sehari-hari, baik di dalam maupun luar pesantren.

Pelaksanaan upacara kali ini terasa istimewa karena melibatkan gabungan siswa dari berbagai tingkat pendidikan. Bertugas sebagai petugas pengibar bendera (Paskibra), pemimpin upacara, serta petugas lainnya adalah gabungan santri dari Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA). Kolaborasi ini menunjukkan sinergi dan kekompakan antarjenjang pendidikan di dalam pesantren.

Seluruh rangkaian upacara berjalan dengan sangat khidmat dan tertib. Sebelum upacara ditutup, kegiatan diperkaya dengan menyanyikan lagu-lagu nasional yang bertujuan untuk menanamkan jiwa kebangsaan, cinta tanah air, serta semangat patriotik dalam diri setiap santri.

Kegiatan ini bukan sekadar ritual seremonial, tetapi merupakan bagian integral dari proses pendidikan karakter dan ‘nation building’ yang terus dipupuk oleh Pondok Pesantren DDI Lil Banat Parepare kepada generasi penerus bangsa.(Mira/Wn)

 

Share:

Kakan Kemenag Perkenalkan Kurikulum Cinta dan Ekoteologi kepada Guru PAI

Parepare, (Kemenag Parepare) – Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Guru Pendidikan Agama (GPA) tingkat SMP, SLB, SMA, dan SMK se-Kota Parepare menggelar seminar bertajuk Kurikulum Berbasis Cinta dan Ekoteologi. Kegiatan berlangsung di Aula Gedung Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu (PLHUT) pada Selasa, (16/9/2025).

Seminar tersebut dihadiri Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakan Kemenag) Kota Parepare, H. Fitriadi, yang juga menjadi narasumber utama. Hadir pula Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam (Kasi PAI) H. Hamka, Pengawas Sekolah dari Dinas Pendidikan Kota Parepare, serta Ketua MGMP Provinsi Sulawesi Selatan, H. Nasir Saddu.

Abdul Hafid, Ketua Panitia, menjelaskan bahwa kegiatan ini diselenggarakan untuk mengembangkan kompetensi pendidikan keagamaan bagi para guru di berbagai jenjang sekolah. Ia berharap guru dapat menerapkan nilai-nilai moderasi beragama serta kurikulum cinta dan ekoteologi dalam praktik pembelajaran.

“Kami berharap para Guru Pendidikan Agama dapat merefleksikan pemahaman dan pengetahuan moderasi beragama, kurikulum cinta dan ekoteologi kemudian dijadikan praktik baik di satuan pendidikan seluruh guru di semua tingkat, baik SMP, SMA/SMK, maupun SLB,” ujar Abdul Hafid.

Dalam paparan materinya, H. Fitriadi menegaskan pentingnya MGMP sebagai wadah silaturahmi sesama guru sekaligus sebagai sarana pengembangan kualitas pengajaran pendidikan agama. Ia menjelaskan bahwa kurikulum berbasis cinta dirancang untuk menyentuh hati dan jiwa peserta didik, bukan hanya transfer pengetahuan semata.

“Inilah pentingnya memahami kurikulum berbasis cinta dan ekoteologi yang telah digagas oleh Menteri Agama RI. Kurikulum cinta ini sebuah pendekatan pendidikan untuk mengembalikan hakikat pembelajaran sebagai proses yang menyentuh jiwa,” jelasnya.

Kakan KemenagS juga membahas konsep moderasi beragama yang telah dijalankan selama sepuluh tahun terakhir. Ia menegaskan bahwa moderasi bukan berarti ‘memoderasi’ agama, tapi mengubah cara pandang dan pemahaman agar lebih inklusif dan toleran.

“Kita mengetahui bahwa moderasi beragama dikenal dari empat aspek, yaitu Komitmen Kebangsaan, Toleransi, Anti Kekerasan, dan Akomodatif terhadap budaya. Inilah kekuatan kita agar isu intoleransi di Kota Parepare yang beberapa bulan kemarin mencuat bisa ditepis,” pungkas Kakan Kemenag Parepare.

Selain itu, H. Fitriadi memperkenalkan konsep ekoteologi, sebuah bagian yang tak kalah penting dari kurikulum tersebut. Ia mengatakan, selain hubungan manusia dengan Tuhan (hablu minallah) dan sesama manusia (hablu minannas), ada pula hubungan manusia dengan alam (hablu minal ’alam) yang menekankan tanggung jawab menjaga keseimbangan alam berlandaskan cinta kasih.

Seminar ini menjadi momen penting untuk memperkuat pemahaman para guru tentang pendekatan baru dalam mengajarkan Pendidikan Agama Islam yang lebih inklusif dan berwawasan lingkungan. Diharapkan para guru bisa membawa nilai-nilai ini ke sekolah masing-masing demi terciptanya generasi yang berkarakter dan peduli lingkungan.(Achy/Wn)

Share:

Aktualisasi Kurikulum Cinta, H. Fitriadi Borong Bolpoin Penjual Asongan

 


Parepare, (Kemenag Parepare) – Kurikulum Cinta terpampang nyata di Kantor Kementerian Agama Kota Parepare, bukan hanya sekadar teori namun aktualisasi dari program tersebut disaksikan langsung para peserta apel sore yang dilaksanakan di halaman kantor pada Selasa, 16 September 2025.

Bermula dari kedatangan seorang penjual asongan yang menawarkan dagangannya di saat pelaksanaan apel akan dimulai. Alih-alih menolak kehadiran penjual tersebut, Kakan Kemenag H. Fitriadi justru mengajak bicara wanita berperawakan kecil tersebut dan menyuruhnya ikut menyaksikan apel pada sore yang cerah itu.

Hingga seluruh prosesi pelaksanaan apel selesai, Kakan Kemenag menyuruh penjual tersebut membagikan bolpoin jualannya kepada seluruh peserta apel tanpa terkecuali. Dengan senyum yang tidak pernah hilang dari wajahnya, wanita itu membagikan satu persatu bolpoin kepada peserta apel. Wajahnya terlihat sangat bahagia karena bolpoin jualannya habis terjual sore itu. Sesuatu yang tentu tidak pernah terbayang sebelumnya.


Para peserta apel menerima bolpoin dengan beragam pertanyaan di hati, ada apa ?. Meski sebagian sudah memastikan bahwa kepala kantor ingin membantu penjual itu agar dagangannya bisa terjual, namun semuanya masih menunggu, ada ‘hikmah’ apa gerangan yang ingin disampaikan kepala kantor di balik peristiwa ini.

“Ibu ini menawarkan jualannya, katanya dari pagi menjual tapi hingga sore hari ini belum ada yang terjual,” ujar kepala kantor saat suasana mulai tenang usai pembagian bolpoin.

Ia kemudian memberikan gambaran kepada seluruh peserta apel jika seandainya mereka berada di posisi ibu penjual asongan itu. Menjual dari pagi berjalan kaki dari kantor ke kantor hingga sore namun jualan belum ada yang laku.

“Kita bisa bayangkan bagaimana perasaan ibu ini menjual dari pagi sampai sore namun belum ada jualan yang laku. Bandingkan dengan keberadaan kita di kantor yang kemungkinan besar hanya datang duduk di ruangan ber-AC tanpa melakukan aktivitas apapun seharian,”ujar H. Fitriadi dengan mata berkaca-kaca.

Semua terdiam dan mulai mengambil hikmah dari pelajaran berharga di balik peristiwa sore itu. Rasa empati terhadap orang lain sekaligus introskpeksi diri sebagai aparatur negara.

Rasa empati terhadap perjuangan seseorang yang berusaha menjajakan barang-barang jualannya sepatutnya kita hargai. Kalaupun tidak bisa membeli, maka jangan sampai kita menolak dengan bahasa yang bisa menyakiti perasaannya.

Perjuangan wanita ini dalam mencari nafkah halal di usianya yang sudah tidak muda lagi, patut kita contoh. Meski fisiknya terlihat kurus namun usahanya pantang mundur, tidak ada niat duduk diam meminta-minta di pinggir jalan, terlebih lagi tidak ada niat mengambil hak orang lain dengan mencuri atau merampas hak orang lain.

Jika ibu ini harus berjuang dari pagi sampai sore dengan hasil yang belum tentu ada, maka marilah kita sebagai pegawai yang digaji oleh negara untuk instrospeki diri, sudah sesuaikah beban kerja yang kita laksanakan dengan gaji yang kita dapatkan.

Penerapan Kurikulum cinta tidak harus direncanakan, namun kejadian spontan seperti yang dicontohkan Kakan Kemenag inilah implementasi kurikulum cinta yang sesungguhnya.(Wn)

Share:

Dua Siswa MAN 2 Kota Parepare Bertolak ke Jakarta Ikuti Peluncuran Akademi Keluarga


Parepare, (Kemenag Parepare) - Dua Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Parepare yang mencatatkan namanya sebagai delegasi Provinsi Sulawesi Selatan dilepas ke Istana Negara, Jakarta untuk mengikuti peluncuran Akademi Keluarga sekaligus menerima penghargaan Sekolah Siaga Kependudukan (SSK).

Momen pelepasan Alfiqri Mubdi dan Muhammad Adnan ini terselenggara dalam suatu Apel Pagi pada Selasa, 16 September 2025. Tampak hadir, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Kabid PPKB) beserta staf, Orang Tua/Wali siswa tersebut. Turut menyaksikan acara pelepasan, siswa lainnya serta Pendidik dan Tenaga Kependidikan MAN 2 Kota Parepare. 

Prapelepasan, dari Halaman MAN 2 Kota Parepare, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Madrasah, Hj. Darna Daming menitip secercah harapan bertautkan haru dan bangga mengapresiasi prestasi keduanya. 

"Kami berterima kasih kepada segenap pihak Dinas PPKB yang telah memberikan kepercayaan kepada kami menjadi delegasi Provinsi Sulawesi Selatan untuk mengikuti peluncuran Akademi Keluarga sekaligus menerima penghargaan SSK.

Kepada kedua Ananda, silakan memperluas jalinan komunikasi dan bertukar pikiran dengan delegasi dari provinsi lain untuk kemudian kembali menginspirasi kita semua. Kepada siswa lainnya, jadikanlah Alfiqri Mubdi dan Muhammad Adnan sebagai teladan untuk terus berprestasi," pungkasnya berharap. (Adi)

Share:

Rusman Madina Bagikan Tips Sukses kepada Siswa MAN 1 Kota Parepare

 

Parepare, (Kemenag Parepare) – Setiap siswa memiliki kesempatan untuk meraih kesuksesan, baik di madrasah maupun dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai kesusksesan tersebut, ada tiga kunci utama kesuksesan yang dapat menjadi bekal bagi siswa.

Pesan penuh motivasi tersebut disampaikan Kepala MAN 1 Kota Parepare, Rusman Madina saat menjadi Pembina Apel di lapangan madrasah pada Senin, 15 September 2025.

Kunci kesuksesan pertama yakni disiplin, yang disebut sebagai fondasi kesuksesan. Disiplin, kata Rusman mencakup banyak hal mulai disiplin dalam menjalankan ibadah hingga aktivitas sehari-hari.

“Disiplin mencakup banyak hal, disiplin dalam beribadah khususnya menjaga salat 5 waktu, disiplin dalam mengikuti pelajaran dan datang tepat waktu di sekolah. Begitu pula saat berada di rumah, siswa harus mengatur waktu agar tetap disiplin dan belajar secara mandiri. Dengan disiplin, hidup akan lebih teratur, dan ilmu yang dipelajari akan lebih mudah melekat,”pesannya.

Kunci sukses kedua yakni berbakti kepada orang tua dan menghormati guru. Rida Allah ada pada rida orang tua. Karena itu, siswa hendaknya menjaga amanah keluarga, membantu orang tua di rumah, serta selalu menjaga nama baik keluarga dan madrasah. Tak kalah penting, guru juga harus dihormati sebagai pengganti orang tua saat di sekolah.

“Guru adalah orang tua siswa di madrasah. Hormatilah guru, jagalah adab, dan syukurilah ilmu yang diberikan. Doa orang tua dan keberkahan ilmu dari guru adalah bekal utama menuju kesuksesan,” ujarnya.

Kesuksesan, lanjutnya, tidak hanya ditentukan oleh kepintaran, melainkan oleh ketekunan, semangat, dan kerja keras. Siswa MAN 1 Kota Parepare diharapkan rajin membaca, mengerjakan tugas, pantang menyerah, serta terus berusaha memperbaiki diri. Semua itu harus diiringi dengan akhlak mulia seperti jujur, sopan, santun, dan menjaga pergaulan dalam kebaikan.

“Dengan ilmu yang bermanfaat dan akhlak terjaga, insya Allah kesuksesan di dunia dan kebahagiaan di akhirat bisa diraih,” tutupnya.

Pesan penuh makna dari Kepala MAN 1 Kota Parepare ini disambut antusias oleh para siswa. Banyak dari mereka merasa semakin termotivasi untuk lebih disiplin, berbakti, serta tekun belajar. Harapannya, tiga kunci kesuksesan ini dapat benar-benar menjadi pedoman hidup dan membentuk generasi madrasah yang unggul, berprestasi, dan berakhlak.(Akbar/Wn)

Share:

Definition List

Unordered List