--

Menghimpun seluruh berita, tulisan, jurnal bernuansa agama yang dapat menyatukan ummat

Semangat Membara di MAN 1 Parepare: PPPK Ambil Alih Petugas Upacara Harlah Pancasila 2025



Parepare, (Kemenag Parepare) - Langit pagi menyambut MAN 1 Kota Parepare dengan suasana yang mendung dan penuh harapan. Di halaman madrasah yang telah dihiasi nuansa baju Korpri, seluruh keluarga besar MAN 1 Kota Parepare berkumpul dalam khidmat, mengikuti Upacara Bendera Peringatan Hari Lahir Pancasila yang jatuh pada 1 Juni, namun secara serentak dilaksanakan hari Senin, 2 Juni 2025.

Yang membuat upacara ini berbeda dan membanggakan. Seluruh petugas upacara diemban oleh para tenaga Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) MAN 1 Kota Parepare sebagai sebuah wujud nyata dedikasi dan sinergi baru dalam dunia pendidikan.

Dipimpin oleh Muhammad Taqdir yang tampil penuh wibawa sebagai pemimpin upacara, dan disertai oleh pasukan Pengibar Bendera yang terdiri dari Riska Ayu, Nur Apriani Saputri, dan Nurfaidah yang mengibarkan Sang Saka Merah Putih dengan gerakan sempurna, suasana nasionalisme membuncah di dada setiap peserta.

Suara lantang dan penuh percaya diri dari Yulinar mengisi tugas sebagai MC, mengatur jalannya upacara dengan lugas. Sementara itu, Marlina tampil dengan penuh penghayatan membacakan Pembukaan UUD 1945 sebuah pengingat tentang dasar konstitusi bangsa yang kokoh. Doa tulus pun dipanjatkan oleh Abdul Rahim, menutup rangkaian upacara dengan kekhusyukan yang menyentuh jiwa.

Sebagai Pembina Upacara, Kepala MAN 1 Kota Parepare Rusman Madina, membacakan pidato resmi dari Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia. Dalam pidatonya, ia menegaskan pentingnya merevitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama dalam konteks Asta Cita yakni delapan agenda prioritas menuju Indonesia Emas 2045.

"Memperkokoh ideologi Pancasila adalah pondasi utama dari pembangunan nasional. Di tengah arus deras globalisasi dan digitalisasi, kita ditantang untuk melawan ekstremisme, intoleransi, hingga disinformasi yang menggerus kohesi sosial bangsa kita. Maka, pendidikan menjadi garda terdepan dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila," ujarnya penuh semangat.

Dalam pidato itu juga ditegaskan bahwa pembangunan bangsa harus senantiasa berpijak pada nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial lima butir inti yang tak lekang oleh zaman.

Di akhir upacara, Rusman Madina menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh PPPK MAN 1 Kota Parepare yang telah menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab dan profesionalisme.

"Ini bukan hanya tentang upacara, ini tentang teladan. Tentang bagaimana kita semua, guru dan pendidik, menjadi contoh dalam menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila bagi generasi mendatang," ujarnya.

Upacara ini bukan sekadar seremonial. Ia adalah api kecil yang terus dijaga agar nyala nasionalisme tetap membakar semangat anak bangsa bahwa Pancasila bukan hanya untuk dihafal, tetapi untuk dihidupkan dan diwariskan. Salam Pancasila, dari MAN 1 Kota Parepare untuk Indonesia Emas 2045.(Akbar/Wn)

Share:

MA Al Badar Gelar Kegiatan P5RA: Bangun Jiwa, Rancang Teknologi untuk Negeri

 



Parepare, (Kemenag Parepare) - Madrasah Aliyah (MA) Al Badar Bilalang, Parepare sukses melaksanakan kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Rahmatan lil ‘Alamin (P5RA) pada Ahad, 1 Juni 2025.

Acara tersebut berlangsung di Aula Serbaguna Pondok Pesantren Al Badar dengan melibatkan peserta didik dari kelas X dan XI.

Kegiatan P5RA ini mengusung dua tema utama sesuai dengan jenjang kelas. Untuk kelas X, tema yang diangkat adalah “Bangunlah Jiwa dan Raganya”, sedangkan kelas XI memilih tema “Rekayasa dan Teknologi untuk Kemajuan NKRI.” Kedua tema ini menjadi wadah bagi para siswa untuk mengekspresikan gagasan, kreativitas, serta membangun kesadaran kontekstual terhadap tantangan zaman.

Turut hadir dalam kegiatan ini, Pengawas Madrasah Aliyah Kementerian Agama Kota Parepare, Hj. Hasnan. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap pelaksanaan kegiatan ini.

“Saya sangat mengapresiasi inovasi dan kreasi yang ditampilkan oleh para peserta didik. Ini membuktikan bahwa madrasah mampu menjadi pelopor pendidikan yang progresif,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala MA Al Badar, Mahfudzah dalam sambutannya menyampaikan harapan agar nilai-nilai dan pembelajaran dari kegiatan P5RA ini tidak hanya berhenti di ruang kelas, tetapi juga bisa diterapkan dalam kehidupan nyata.

“Semoga apa yang telah dipelajari dalam P5RA ini dapat dipahami dan tentunya dapat diterapkan dalam kondisi yang tepat,” ujarnya.

Kegiatan berlangsung lancar dan meriah dengan penampilan serta presentasi dari para siswa yang mencerminkan pemahaman dan kepedulian mereka terhadap pembangunan karakter dan teknologi berbasis nilai keislaman.(Haedil/Wn)

Share:

Belajar Tangani Kasus Bullying, Mahasiswa IAIN Wawancarai Guru BK MAN 1 Parepare


Parepare, (Kemenag Parepare) - Dua mahasiswa semester 6 Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam (BKI) IAIN Parepare, Adelia Faradillah dan Hasma, melaksanakan wawancara akademik dengan salah satu guru Bimbingan dan Konseling (BK) di MAN 1 Parepare. Kegiatan ini merupakan bagian dari tugas mata kuliah Asesmen Psikologi yang dibimbing oleh dosen Astina.

Kedua mahasiswa tersebut diterima langsung oleh Ritawati, Guru BK senior yang telah memiliki pengalaman panjang dalam menangani permasalahan siswa di sekolah, termasuk kasus bullying yang menjadi fokus utama wawancara kali ini.

Dalam wawancara yang berlangsung di Ruang Tamu MAN 1 Parepare pada Senin, 2 Juni 2025 tersebut, Adelia dan Hasma menggali informasi mendalam mengenai langkah-langkah yang dilakukan pihak sekolah dalam menangani kasus perundungan di kalangan siswa.

Ritawati menjelaskan bahwa penanganan kasus bullying tidak bisa dilakukan secara instan, tetapi melalui proses yang terstruktur dan penuh kehati-hatian.

“Kami memulai dengan asesmen awal terhadap kondisi korban dan pelaku, baik melalui observasi langsung maupun laporan dari teman sebaya atau guru mata pelajaran. Selanjutnya dilakukan pendekatan konseling, baik individu maupun kelompok, sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa,” ujar Ritawati.

Ia juga menambahkan bahwa MAN 1 Parepare memiliki kebijakan internal untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan ramah anak. Program pencegahan bullying dilakukan melalui kegiatan edukatif seperti seminar, penyuluhan, serta peningkatan empati antarsiswa melalui pembelajaran karakter.

Adelia dan Hasma menyampaikan bahwa wawancara ini memberikan mereka pemahaman nyata mengenai peran guru BK di sekolah, khususnya dalam menangani masalah psikologis dan sosial siswa. “Kami belajar banyak tentang bagaimana teori asesmen psikologi yang kami pelajari di kampus diterapkan secara langsung di dunia pendidikan,” kata Hasma.

Menurut Adelia, wawancara ini juga membuka pandangan baru tentang pentingnya kepekaan dan ketelitian seorang konselor dalam memahami kondisi siswa yang mengalami tekanan atau perlakuan tidak adil dari teman sebayanya.

Kegiatan wawancara ini tidak hanya sebagai bagian dari tugas mata kuliah, tetapi juga menjadi salah satu bentuk implementasi pembelajaran berbasis lapangan yang diterapkan oleh dosen pengampu untuk meningkatkan pemahaman praktis mahasiswa terhadap teori yang dipelajari di kelas.

Melalui kegiatan seperti ini, diharapkan mahasiswa BKI IAIN Parepare semakin siap menghadapi tantangan di dunia kerja nantinya, terutama dalam menjalankan peran sebagai konselor profesional di tengah masyarakat yang dinamis dan kompleks.(Akbar/Wn)


Share:

MA Al Badar Gelar Kegiatan P5RA: Bangun Jiwa dan Rancang Teknologi untuk Negeri

 


Parepare, (Kemenag Parepare) - Madrasah Aliyah (MA) Al Badar Bilalang, Parepare sukses melaksanakan kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Rahmatan lil ‘Alamin (P5RA) pada Ahad, 1 Juni 2025.

Acara tersebut berlangsung di Aula Serbaguna Pondok Pesantren Al Badar dengan melibatkan peserta didik dari kelas X dan XI.

Kegiatan P5RA ini mengusung dua tema utama sesuai dengan jenjang kelas. Untuk kelas X, tema yang diangkat adalah “Bangunlah Jiwa dan Raganya”, sedangkan kelas XI memilih tema “Rekayasa dan Teknologi untuk Kemajuan NKRI.” Kedua tema ini menjadi wadah bagi para siswa untuk mengekspresikan gagasan, kreativitas, serta membangun kesadaran kontekstual terhadap tantangan zaman.

Turut hadir dalam kegiatan ini, Pengawas Madrasah Aliyah Kementerian Agama Kota Parepare, Hj. Hasnan. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap pelaksanaan kegiatan ini.

“Saya sangat mengapresiasi inovasi dan kreasi yang ditampilkan oleh para peserta didik. Ini membuktikan bahwa madrasah mampu menjadi pelopor pendidikan yang progresif,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala MA Al Badar, Mahfudzah dalam sambutannya menyampaikan harapan agar nilai-nilai dan pembelajaran dari kegiatan P5RA ini tidak hanya berhenti di ruang kelas, tetapi juga bisa diterapkan dalam kehidupan nyata.

“Semoga apa yang telah dipelajari dalam P5RA ini dapat dipahami dan tentunya dapat diterapkan dalam kondisi yang tepat,” ujarnya.

Kegiatan berlangsung lancar dan meriah dengan penampilan serta presentasi dari para siswa yang mencerminkan pemahaman dan kepedulian mereka terhadap pembangunan karakter dan teknologi berbasis nilai keislaman.(Haedil/Wn)

Share:

Menembus Batas Teori: Mahasiswa IAIN Parepare Telusuri Realita Pendidikan di MAN 1

 


Parepare, (Kemenag Parepare) - Di balik setiap teori yang dipelajari di bangku kuliah, ada dunia nyata yang menanti untuk disentuh. Itulah yang dilakukan oleh Adelia Faradillah dan Hasma, dua mahasiswi semester 6 Program Studi Bimbingan Konseling Islam (BKI) IAIN Parepare. Dengan semangat membara dan rasa ingin tahu yang tak terbendung, ia mendapat tugas menantang dari dosennya, Astina, dalam mata kuliah Asesmen Psikologi: menelusuri langsung penanganan kasus bullying di lingkungan madrasah.

Adelia dan Hasma tidak hanya datang membawa pertanyaan, namun juga datang membawa misi. Bertempat di ruang tamu MAN 1 Kota Parepare pada Senin, 2 Juni 2025, ia berkesempatan melakukan wawancara eksklusif dengan Ritawati, guru Bimbingan Konseling (BK) madrasah yang telah lama berjibaku dengan dinamika dunia remaja.

Percakapan mereka membongkar realitas tentang betapa kompleks dan menantangnya penanganan kasus perundungan di lingkungan pendidikan, sekaligus membuka cakrawala tentang pendekatan-pendekatan humanis yang diterapkan di madrasah tersebut.

Sementara itu, di hari yang sama dari waktu yang berbeda, dua mahasiswi tangguh lainnya dari IAIN Parepare tak kalah antusias menunaikan tugas akademik mereka. Nurul Annisa Syair dan Salsabila Ramadani, mahasiswa semester 4 dari Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), datang dengan semangat mencari tahu tantangan riil dalam pembelajaran Fiqih di madrasah.

Dibekali amanah dari dosen Bachtiar dalam mata kuliah Pembelajaran Fiqih, keduanya disambut hangat oleh Khadijah, Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum MAN 1 Kota Parepare. Tak hanya mendapat sambutan, mereka juga diberi ruang untuk berdialog langsung dengan Muhammad Taqdir, guru fiqih yang dikenal dengan metode pengajarannya yang kritis dan kontekstual. Dari percakapan tersebut, terungkap betapa pentingnya pendekatan kreatif dalam membumikan materi fiqih kepada generasi muda yang hidup di era digital dan serba cepat.

Kunjungan ini bukan sekadar tugas kampus. Ini adalah lompatan dari teori menuju aksi, dari ruang kuliah ke realitas lapangan. Sebuah perjalanan yang membuktikan bahwa mahasiswa bukan hanya penonton perubahan, tapi pelaku aktif yang siap berkontribusi dengan intelektualitas, keberanian, dan kepekaan sosial.

Karena pendidikan bukan sekadar hafalan, tapi keberanian untuk menyelami kenyataan dan para mahasiswa ini telah membuktikan mereka siap menjemput masa depan, bukan dengan angan, tetapi dengan langkah nyata.(Akbar/Wn)

Share:

Kristalisasi Jiwa Bangsa pada Peringatan Hari Lahir Pancasila di MAN 2 Kota Parepare

 


Parepare, (Kemenag Parepare) - Pejuang ilmu dan pewaris peradaban, dalam hal ini Pendidik, Tenaga Kependidikan, beserta Peserta Didik Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Parepare amat khidmat menggali mutiara dari dasar samudera Nusantara ketika menyimak amanat 'Lima Kristalisasi Jiwa' pada Peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2025.

Alkisah, Upacara Bendera yang dilaksanakan Senin, 2 Juni 2025 di Lapangan Upacara MAN 2 Kota Parepare ini, Hj. Darna Daming selaku Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Madrasah menyampaikan amanat 'Lima Kristalisasi Jiwa Bangsa' yang dimaksud. 

"Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa adalah kalimat tauhid yang dikumandangkan Al-Qur'an suci, 'Qul huallahuahad'-Katakanlah, Tuhan itu Esa! Kita tidak sekadar ber-Tuhan, tetapi meng-Esa-kan-Nya serta menjadikan-Nya fondasi segala tindakan, dari urusan negara hingga keseharian kita di madrasah ini. 

Kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab menyerukan keadilan, menolak penindasan -persis seperti ajaran Islam yang melarang zalim dan menegakkan al-'adl.

Ketiga, Persatuan Indonesia. Ukhuwah Islamiyah mengikat kita sebagai sesama muslim, sedangkan Ukhuwah Wathaniyah merajut kita sebagai anak bangsa.  Bhinneka Tunggal Ika adalah tafsir modern dari sabda Nabi: Perumpamaan kaum mukmin dalam cinta dan kasih sayang bagai satu tubuh. 

Keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Inilah syura yang diajarkan Al-Qur'an: Sedangkan urusan mereka diputuskan dengan musyawarah (QS Asy-Syura: 38). Demokrasi Pancasila adalah syura yang berakar pada nilai-nilai ketimuran, bukan liberalisme barat.

Kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Inilah misi para nabi untuk memberantas kesenjangan.  Rasulullah bersabda: Tidak beriman kepadaku orang yang tidur kenyang sementara tetangganya kelaparan (HR. Al-Bukhari). Pancasila dan Islam sama-sama menuntut keadilan ekonomi, bukan oligarki," bebernya. 

Penutup amanat, ia juga menegaskan bahwa Pancasila bukan sekadar lambang di dinding kelas. Pancasila adalah roh yang harus hidup dalam denyut nadi kita. Di madrasah ini, di setiap mushaf yang kita buka, di setiap saf salat kita, Pancasila dan Islam harus bersinergi serta seiring sejalan seperti iman dan amal saleh. Jadikanlah Pancasila sebagai jalan hidup yang memadukan kesalehan pada Ilahi dengan kecintaan pada tanah air. (Adi)

Share:

MAN 1 Kota Parepare RaihJuara Favorit Lomba Tari Kreasi Daerah Sulawesi Selatan



Parepare, (Kemenag Parepare) - Langkah kaki menghentak, gemulai tubuh menyatu dengan irama, dan semangat budaya yang membuncah itulah yang ditampilkan oleh para penari muda dari MAN 1 Kota Parepare dalam Lomba Tari Kreasi Daerah Khas Sulawesi Selatan yang digelar oleh Parepare Info pada Selasa, 28 Mei 2025 di Lapangan Andi Makkasau.

Tak hanya menari, mereka bercerita. Tak hanya bergerak, mereka menginspirasi. Semangat Bajo Menggema dari Panggung ke Hati Penonton. Dengan penuh kebanggaan, MAN 1 Kota Parepare berhasil meraih Juara Favorit dalam kompetisi bergengsi tersebut.

Di tengah sengitnya persaingan dengan peserta dari berbagai latar belakang pelajar, mahasiswa, bahkan komunitas seni masyarakat, madrasah ini tampil mencolok lewat tarian bertema “Bubba Ananak Bajo”. Sebuah karya yang bukan sekadar tarian, melainkan representasi nyata cinta terhadap budaya dan akar identitas lokal.

Penonton dan dewan juri dibuat terpukau. Gerakan energik nan ekspresif berpadu harmonis dengan alunan musik khas Sulawesi Selatan. Lebih dari itu, penampilan ini menggugah menghidupkan kembali jiwa-jiwa Bajo yang lekat dengan lautan, kebebasan, dan warisan leluhur yang tak ternilai.

Adapun juara dalam ajang tersebut yakni Juara 1 Sanggar Seni IAIN Parepare, Juara 2 Sanggar Seni UNM, Juara 3 Sanggar Seni Lasinrang Pinrang dan Juara Favorit Sanggar Seni Massiddi Ati MAN 1 Kota Parepare.

Piala penghargaan dan biaya pembinaan diserahkan bertepatan dengan Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Lapangan MAN 1 Kota Parepare pada Senin, 2 Juni 2025.

Dengan penuh haru dan bangga, trofi diserahkan oleh Andi Norma, Pembina Sanggar Seni Massiddi Ati, kepada Kepala MAN 1 Kota Parepare, Rusman Madina, disaksikan oleh seluruh warga madrasah.

Dalam sambutannya, Rusman Madina menyampaikan apresiasi tinggi atas pencapaian ini. “Prestasi ini adalah sinyal kuat bahwa seni bukan pelengkap, tapi kekuatan. Ia adalah ruang tumbuh, ruang ekspresi, dan ruang perlawanan terhadap lunturnya identitas. Kita bangga menjadi bagian dari gerakan ini, gerakan yang merayakan budaya lewat langkah-langkah berani para pelajar,” tegasnya penuh semangat.

Kemenangan ini bukan garis akhir, melainkan titik loncat. Sebuah bukti bahwa dari madrasah, suara budaya bisa menggema. Dari madrasah, cahaya kreativitas bisa bersinar dan dari madrasah, anak-anak muda bisa tampil di panggung mana pun dengan kepala tegak, hati terbuka, dan semangat tak tergoyahkan.(Akbar/Wn)





Share:

Definition List

Unordered List