Parepare, (Kemenag Parepare) - MAN 1 Kota Parepare kembali
menunjukkan komitmennya dalam membangun budaya literasi dan karakter siswa
melalui Launching Program Hari Bahasa pada Kamis, 14 November 2025.
Program ini merupakan inovasi OSIM sebagai upaya
menghadirkan pembiasaan berbahasa yang santun, kreatif, dan selaras dengan
nilai budaya lokal.
Kegiatan ini dilaksanakan setelah pembukaan ajang Pantasi
Vol. 2, memanfaatkan momentum besar madrasah untuk memperkenalkan program baru
yang memadukan nilai global dan kearifan lokal.
Untuk mempermudah pelaksanaan Hari Bahasa, OSIM menyusun
sebuah buku pedoman berjudul “English with Bugis Parepare Etiquette Touch”.
Buku ini memperkenalkan konsep unik penggunaan bahasa Inggris dengan sentuhan
adab Bugis Parepare, yakni melalui penyematan kata “iyye” dan “tabe” dalam
percakapan.
Kepala MAN 1 Kota Parepare, Rusman Madina, menyampaikan
apresiasinya terhadap ide kreatif OSIM. “Program ini merupakan bentuk inovasi
luar biasa yang sekaligus meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris siswa dan
menjaga identitas budaya Bugis Parepare. Kami bangga OSIM mampu menghadirkan
gagasan yang relevan dan bernilai karakter,” ujarnya.
Launching buku ditandai dengan penyerahan resmi kepada
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Parepare, yang diwakili oleh Kepala Subbag
Tata Usaha, H. Syaiful Mahsan.
“Kami menyambut positif hadirnya buku pedoman ini sebagai
kontribusi nyata madrasah dalam pengembangan pendidikan berkarakter,”ujarnya.
Sebagai penegasan pelaksanaan program, kegiatan dilanjutkan
dengan pembacaan Komitmen Hari Bahasa menggunakan Bahasa Inggris, yang memuat
tekad siswa untuk: meningkatkan kemampuan berbahasa asing di lingkungan
madrasah dengan tetap menjaga adab Bugis Parepare, dan membiasakan diri
menggunakan Bahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari sebagai langkah nyata
menuju generasi yang percaya diri, berprestasi, dan siap bersaing di era
modern.
Pembina OSIM MAN 1 Kota Parepare, Riska Ayu, menegaskan
bahwa program ini adalah langkah strategis dalam menanamkan sikap santun di era
modern.
“Melalui program ini, kami diajarkan bahwa kecerdasan tidak
semata-mata diukur dari kemahiran berbicara bahasa asing. Lebih dari itu,
kecerdasan adalah soal sikap rendah hati dan kemampuan menghargai sesama.
Kata-kata sederhana seperti ‘iyye’ dan ‘tabe’ memegang makna yang mendalam, sebuah
pengingat bahwa identitas kita tetap berakar pada kesopanan,” ucapnya dengan
nada lembut.
Program Hari Bahasa ini diharapkan menjadi ruang pembiasaan
positif bagi seluruh siswa untuk membangun komunikasi yang baik, berkarakter,
dan tetap berakar pada budaya lokal.(Akbar/Wn)



0 comments:
Posting Komentar