--

Menghimpun seluruh berita, tulisan, jurnal bernuansa agama yang dapat menyatukan ummat

Pengurus MGMP MTs Parepare Sambut Hangat Kedatangan Kontingen MQK 2025 di ‘Rest Area’

Parepare, (Kemenag Parepare) - Komitmen para pendidik di Madrasah Tsanawiyah Lingkup Kementerian Agama Kota Parepare, untuk menyukseskan perhelatan akbar Musabaqah Qira'atil Kutub Nasional (MKQN) ke-8 dan Musabaqah Qira'atil Kutub Internasional (MQKI) ke-1 Tahun 2025 patut diajungi jempol.

Hal ini tampak pada keikutsertaan para pendidik yang tergabung dalam Pengurus Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) tingkat Tsanawiyah dikerahkan secara bergiliran untuk menjalankan tugas penting, sebagai penjemput kontingen di titik istirahat (rest area) tepatnya di Pelataran Masjid Terapung B.J. Habibie, Kota Parepare.

Selama dua hari sejak tanggal 30 Agustus 2025 hingga 1 Oktober 2025, para pengurus MGMP kota melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab sebagai bentuk dukungan penuh dalam menyukseskan kegiatan keagamaan dan keilmuan berskala nasional bahkan internasional.

Hasmaini, salah seorang guru bahasa Arab, yang juga pengurus MGMP Kota menyatakan rasa senangnya turut serta bertugas dalam penjemputan para kontingen.

"Alhamdulillah ini adalah kehormatan bagi kami berkesempatan menjadi bagian dari sejarah MQKN dan MQKI, kami tidak hanya menjemput para peserta MQK yang datang dari berbagai provinsi di Indonesia, tetapi juga memberikan informasi rute perjalanan mereka ke lokasi lomba, serta kami juga memperkenalkan bahwa kota Parepare adalah kota Cinta Damai,”ujarnya.


Mereka juga mengabadikan kebersamaan singkat ini dengan melakukan foto bersama para kontingen, yang tentunya akan menjadi kenangan di kemudian hari.

Di ‘rest area’ ini, para kafilah yang datang silih berganti disambut hangat daan ramah. Selain beristirahat para kafilah juga disuguhkan minuman dan makanan khas Sulawesi Selatan seperti buras, jagung rebus. Mereka juga melaksanakan salat berjamaah di Masjid Terapung B.J. Habibie, salah satu ikon kebanggaan Kota Parepare.

Ketua MGMP Kota, Amirah Rasyid menyampaikan apresiasi terhadap dukungan dan semangat para pengurus MGMP Kota.

"Kami bangga para guru dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini, terima kasih atas dukungannya, ini adalah bentuk pengabdian sebagai pendidik, semoga kehadiran kami memberi kesan baik sebagai wujud komitmen mendukung kelancaran MQK ini,”ucapnya.

MQKN ini merupakan kompetisi pendalaman kitab kuning yang mempertemukan ribuan santri dari 34 provinsi di Indonesia dan peserta dari berbagai negara yang dilaksanakan di Pondok Pesantren As'adiyah, Sengkang Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.

Selain perlombaan, acara ini juga akan dirangkai dengan Expo Kemandirian Pesantren, Halaqah Internasional, dan kegiatan lainnya seperti Pramuka Santri dan Gerakan Etologi.

Dengan adanya MQK ini di harapkan dapat mempererat silaturahmi keilmuan santri, mendukung tradisi intelektual pesantren, dan memperluas jejaring santri tingkat nasional dan internasional.(Rs/Wn)

Share:

KH. Said Aqil: MQKN Adalah Nikmat Besar yang Harus Disyukuri

Wajo, (Kemenag Parepare) – Ratusan jemaah memadati Masjid Agung Ummul Qura, Sengkang, Kabupaten Wajo, saat mantan Menteri Agama, KH. Said Aqil, menyampaikan khutbah Jumat yang sarat pesan keagamaan sekaligus motivasi untuk menyukseskan Musabaqah Qiraatil Kutub Nasional (MQKN) ke-8 dan Internasional ke-1.

Dalam khutbahnya, KH. Said Aqil membuka dengan mengingatkan kembali kisah Nabi Sulaiman yang begitu bersyukur atas nikmat Allah, bahkan ketika mendengar perintah ratu semut yang melindungi koloninya dari pasukan berkuda. Nabi Sulaiman pun menengadahkan tangan, berlinang air mata, memohon kepada Allah agar dimasukkan ke dalam golongan hamba-hamba yang sedikit namun tetap bersyukur.

“Sedikit sekali di antara hamba-Ku yang bersyukur,” kutip KH. Said Aqil dari firman Allah. Ia menegaskan bahwa rasa syukur harus terus dihidupkan, baik pada masa Nabi Daud dan Sulaiman, maupun dalam kehidupan umat saat ini.

KH. Said Aqil juga mengangkat kisah negeri Saba yang dikenal dengan kemakmuran dan keindahan alamnya. Allah menggambarkan negeri itu sebagai baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, sebuah negeri yang penuh nikmat dan dalam ampunan Allah. Namun ketika penduduknya kufur dan melupakan karunia, Allah mencabut seluruh kenikmatan itu.

“Sejarah ini jadi pelajaran. Nikmat Allah bisa datang, tapi bisa pula dicabut ketika kita kufur. Karena itu MQKN ini harus kita pandang sebagai nikmat yang wajib disyukuri, bukan sekadar acara rutin,” ujarnya.

Lebih jauh, KH. Said Aqil menegaskan bahwa MQKN adalah momentum besar untuk melestarikan karya ulama terdahulu. Ia menyebut banyak kitab klasik karya ulama Nusantara yang tersimpan di perpustakaan luar negeri, termasuk di Leiden, Belanda.

“Para ulama kita menulis dengan penuh dedikasi. Kiai Ahmad Sanusi misalnya, seorang pejuang yang menulis lebih dari 70 kitab. Ada juga manuskrip-manuskrip ulama kita yang masih tersimpan di Eropa. Semua itu adalah khazanah keilmuan yang harus diwariskan ke generasi santri,” jelasnya.

Ia mengisahkan seorang peneliti Belanda pernah datang untuk menulis biografi ayahnya, namun syaratnya harus mengembalikan manuskrip asli karya ulama Nusantara yang kini tersimpan di sana. “Kitab-kitab turats itu bukan sekadar bacaan, tapi bekal untuk mencetak generasi ulama yang berilmu sekaligus berakhlak mulia,” tambahnya.

Mengutip tafsir, KH. Said Aqil menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak rela jika ada umatnya hidup dalam kebodohan. Karena itu orang berilmu memiliki empat keistimewaan yakni: Mendapatkan husnul khatimah; Dijamin masuk surga saat dibangkitkan; Diselamatkan ketika menyeberangi shirathal mustaqim; dan Menerima pahala yang setara dengan para nabi.

“MQKN ini insya Allah akan melahirkan ulama masa depan, anak-anak yang menguasai berbagai bidang ilmu dengan sanad keilmuan yang jelas dan bersambung,” tegasnya.

Di akhir khutbah, KH. Said Aqil mengingatkan jemaah dengan firman Allah: “Bertaqwalah kamu kepada Allah, dan persiapkanlah untuk hari esok.” Ia menegaskan bahwa keberhasilan MQKN nasional dan internasional akan menjadi ladang pahala, bukan hanya bagi panitia, tapi juga bagi semua yang turut menyukseskannya.

“Yakinlah, apa yang kita kerjakan untuk kebaikan, maka itu akan bernilai pahala di sisi Allah,” pungkasnya.

Kehadiran mantan Menteri Agama ini di Wajo menjadi momen bersejarah. Bukan hanya karena khutbah Jumatnya yang penuh renungan, tetapi juga karena kehadirannya dalam mendukung suksesnya MQKN Internasional yang pertama kali digelar di Indonesia.(Abul/Wn)

Share:

Menteri Agama Buka MQK di Sengkang: Doakan Santri Korban Reruntuhan, Serukan Kembali pada Kejayaan Peradaban Islam

 


Sengkang, (Kemenag Parepare) – Suasana haru menyelimuti pembukaan Musabaqah Qiraatul Kutub (MQK) Nasional di Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang. Menteri Agama RI, Prof. H. Nasaruddin Umar, dalam sambutan pembukaannya mengajak ribuan hadirin untuk menundukkan kepala sejenak, mendoakan para santri yang menjadi korban reruntuhan masjid tiga hari lalu.

“Mari kita hadiahkan doa untuk para santri kita. Ada yang wafat, bahkan ada yang masih terjebak. Semoga malaikat kecil itu kelak menjemput kita di surga. Mereka sedang shalat, insya Allah mereka akan menjadi penghuni surga,” ungkap Menag dengan suara bergetar, sebelum memimpin bacaan Al-Fatihah bersama, Kamis, 2 Oktober 2025.

Selanjutnya, Menag menyebut bahwa hari pembukaan MQK ini merupakan momentum bersejarah, bukan hanya bagi Sengkang, tapi juga bagi perjalanan peradaban Islam di Indonesia. Ia mengaitkan kegiatan ini dengan “anak tangga pertama” menuju masa keemasan Islam (Golden Age) seperti yang pernah terjadi di Baghdad di era kepemimpinan Harun Ar-Rasyid.

“Pada masa itu lahirlah banyak ulama dan ilmuwan besar: Jabir bin Hayyan, Al-Khawarizmi, Ibnu Haitsam, Ar-Razi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, hingga Al-Ghazali dan Nasaruddin At-Tusi. Mereka adalah ilmuwan sekaligus ulama, tidak memisahkan ilmu agama dengan ilmu umum,” jelas Menag.

Ia menekankan bahwa runtuhnya tradisi keilmuan Islam justru terjadi ketika ilmu dipisahkan: ilmu agama di satu sisi, ilmu umum di sisi lain. Karena itu, menurutnya, pesantren hari ini harus kembali menjadi pusat integrasi ilmu, tidak hanya memahami kitab turats, tapi juga menguasai ilmu sains, politik, hingga teknologi.

Dalam pidatonya, Menag juga menyinggung sejarah panjang Pondok Pesantren As’adiyah, yang menjadi tuan rumah MQK 2025. Pesantren ini berdiri sejak 1930 atas prakarsa KH. Muhammad As’ad, ulama kelahiran Makkah tahun 1907 yang kemudian mengabdikan diri di Sulawesi Selatan.

“As’adiyah adalah pondok tertua di luar Jawa. Usianya hampir sama dengan pesantren-pesantren besar di Jawa. Dari sinilah lahir berbagai tokoh dan pimpinan pondok pesantren, termasuk DDI. Saat ini cabangnya sudah 535, dengan ranting ribuan hingga ke Sabah Malaysia dan pesisir Sumatra. Di mana ada Bugis, di situ ada As’adiyah,” ujar Menag.

Menteri Agama menegaskan urgensi Musabaqah Qiraatul Kutub. Menurutnya, MQK bukan hanya ajang mahir membaca kitab kuning, tetapi juga upaya membentuk karakter keislaman moderat dan memperkuat tradisi turats.

“Pondok pesantren tidak boleh hanya berkutat pada kitab turats. Santri harus bisa membaca kitab politik, kitab sains, dan memahami perkembangan zaman. Inilah anak tangga menuju kejayaan Islam berikutnya,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa sikap moderat lahir dari kedalaman ilmu, bukan dari keterbatasan wawasan. “Biasanya orang yang tidak moderat itu karena hanya membaca seperti memakai kacamata kuda. Maka, pelajarilah kitab-kitab lain, cari persamaan, bukan perbedaan,”tegasnya.

Dalam bagian lain sambutannya, Menag menyinggung warisan ulama besar Nusantara seperti Syekh Jamaluddin al-Akbar al-Husaini yang dimakamkan di Tosora, Wajo. Ulama keturunan Husain bin Ali itu disebut sebagai guru dari Walisongo dan menjadi tokoh penting diplomasi Islam dengan pendekatan budaya.

“Islam yang masuk ke Indonesia pasca runtuhnya Baghdad dibawa dengan cara damai. Walisongo berdakwah dengan bahasa lokal, berbaur dengan masyarakat, tidak pernah beroposisi dengan penguasa. Tradisi itulah yang harus kita jaga,” jelas Menag.

Selain mengulas sejarah, Menag juga mengangkat isu kekinian: perubahan iklim. Ia mengaitkan pentingnya menjaga lingkungan dengan konsep ekoteologi pesantren.

“Sekiranya besok kiamat, tetaplah menanam pohon. Dengan menjaga alam, kita akan dijaga oleh alam. Jangan sampai kerusakan alam karena tangan manusia justru mengundang banyak bencana,” pesan Menag.

Ia juga mengenalkan konsep kurikulum cinta di pesantren, yang diyakini mampu menghapus perpecahan. “Jika cinta sudah tertanam, tidak ada lagi kebencian, tidak ada lagi pertikaian.”

Menutup sambutannya, Menteri Agama kembali menekankan pentingnya menghormati guru dan tradisi keilmuan pesantren.

“Hargai guru, hormati guru. Iqra, iqra, iqra. Dan perbanyaklah bangun malam, karena sajadah adalah laboratorium terbesar para ulama,” pungkasnya.

Pembukaan MQK ditandai dengan pemukulan beduk oleh Menteri Agama bersama Gubernur Sulsel, Dirjen Pendis, serta sejumlah pejabat. Acara juga dimeriahkan dengan penampilan orkestra santri As’adiyah yang membawakan lagu Yalal Wathan, serta launching ekoteologi pesantren melalui aksi simbolis penanaman pohon.

Dengan ribuan santri dari berbagai penjuru hadir di Sengkang, MQK 2025 diharapkan menjadi momentum pesantren untuk menemukan kembali jati dirinya: pusat peradaban Islam yang moderat, berakar pada tradisi, namun tetap menjawab tantangan zaman.(Abul/Wn)

Share:

33 Siswa Parepare Siap Ukir Prestasi di Olimpiade Madrasah Indonesia 2025

 


Makassar, (Kemenag Parepare) – Dari senyum gugup yang berbaur dengan semangat pagi, sebanyak 33 siswa madrasah asal Kota Parepare akan melangkah bersama menuju ajang bergengsi Olimpiade Madrasah Indonesia (OMI) 2025 yang digelar pada 2–3 Oktober 2025 di MAN 1 Kota Makassar.

Sejak pukul 06.00 Wita, halaman madrasah sudah dipenuhi wajah-wajah muda penuh harapan. Ada yang sibuk menyiapkan kartu identitas, ada yang menunduk khusyuk berdoa, dan ada pula yang saling menyemangati. Meskipun raut tegang sesekali terlihat, namun sorot mata mereka jelas: siap berjuang.

Delegasi Parepare sendiri berasal dari berbagai jenjang pendidikan. Dari tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI) terdapat 6 siswa, yaitu dari MIS Al Mustaqim (2 siswa), MI Ujung Lare (1 siswa), MIS Hafidziyah (2 siswa), dan MIS Ashabul Kahfi (1 siswa).

Kemudian dari tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) terdapat 9 siswa. Mereka berasal dari MTSS Al Mustaqim (1 siswa), MTsN Kota Parepare (3 siswa), MTSS DDI Taqwa (1 siswa), MTSS Al Furqon (1 siswa), MTSS Al Badar Bilalang (1 siswa), dan MTSS DDI Lil-Banat (2 siswa).

Sementara itu, tingkat Madrasah Aliyah (MA) mengirimkan peserta terbanyak dengan 18 siswa, yakni dari MAS Al Badar Bilalang (1 siswa), MAN 2 Kota Parepare (10 siswa), MAN 1 Kota Parepare (4 siswa), MAS Al Munawwarah (1 siswa), MAS Al Mustaqim (1 siswa), dan MAS DDI Al Furqon (1 siswa).

Dengan total 33 siswa, keberangkatan mereka bukan sekadar kompetisi, melainkan juga wujud semangat madrasah di Parepare dalam menyiapkan generasi unggul. Para guru pendamping terus setia mendukung, memberikan arahan, dan menguatkan dengan doa bersama, agar anak-anak didik tetap tenang dan percaya diri.

Secara terpisah, Kepala Kantor Kemenag Kota Parepare, H. Fitriadi, menyampaikan rasa bangganya atas perjuangan para siswa yang menjadi delegasi OMI 2025. “Mereka adalah siswa-siswi terbaik hasil seleksi ketat. Kami yakin mereka mampu memberikan yang terbaik untuk madrasah, untuk Parepare dan untuk Indonesia,” ungkapnya via WA.

Ia pun terus menyemangati para siswa serta para pendamping baik dari madrasah maupun dari seksi Pendidikan Madrasah yang setia membersamai para siswa. “Tetap semangat tim OMI Kemenag Kota Parepare,”ujarnya penuh semangat.

Dari langkah kecil pagi ini, Parepare berharap lahir jejak prestasi besar yang akan dikenang, membawa nama madrasah, kota, dan bangsa lebih harum di kancah nasional.(Fikar/Wn)

 

Share:

Warta Dasasiswa MAN 2 Kota Parepare pada Ajang OMI Tingkat Provinsi

Makassar, (Kemenag Parepare) - Olimpiade Madrasah Indonesia (OMI) jenjang Madrasah Aliyah (MA), kategori Bidang Sains Terintegrasi, Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan yang berlangsung di Makassar resmi dimulai pada Kamis, 2 Oktober 2025. 

Dasasiswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Parepare yang lolos ke tingkat provinsi tersebut pun mulai berkompetisi  dengan peserta perwakilan dari berbagai kabupaten dalam ajang OMI 2025 dimaksud. 

Bersama Guru Pembimbing, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Madrasah, Hj. Darna Daming yang hadir langsung menyaksikan Dasasiswa MAN 2 Kota Parepare sempat mengonfirmasi kepada tim redaksi bahwa terdapat 3 Siswa MAN 2 Kota Parepare sebagai peserta OMI 2025 yang berkompetisi pada sesi kesatu dan 7 siswa lainnya berkompetisi pada sesi kedua. 

"Sesi kesatu yang dihuni oleh masing-masing 1 Siswa MAN 2 Kota Parepare berkompetisi dengan peserta lain pada Bidang Sains Terintegrasi, meliputi Matematika, Fisika, dan Kimia. Sedangkan sesi kedua, meliputi 3 siswa pada mata uji Biologi, 2 siswa pada mata uji Ekonomi dan 2 siswa pada mata uji Geografi. 

Mari kita suportif dan mendoakan Dasasiswa MAN 2 Kota Parepare tersebut agar bisa sukses berkompetisi dan meraih prestasi sehingga lolos ke ajang OMI Tingkat Nasional untuk mengharumkan nama MAN 2 serta Kementerian Agama (Kemenag) Kota Parepare," konfirmasi persuasifnya nan optimis. (Adi)

Share:

Jurnal Piket MAN 2 Kota Parepare pada Area

Parepare, (Kemenag Parepare) - Gelaran Musabaqah Qiraatul Kutub (MQK) Nasional dan Internasional yang dipusatkan di Pondok Pesantren As'Adiyah, Sengkang, Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan adalah berkah tersendiri bagi segenap insan Kementerian Agama (Kemenag) Kota Parepare. 

Pasalnya, Halaman Masjid Terapung B.J. Habibie menjadi area Istirahat bagi seluruh kontingen MQK dari berbagai provinsi dan negara peserta. Tak pelak, totalitas insan Kemenag Kota Parepare dan terkhusus Pendidik dan Tenaga Kependidikan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Parepare pun melakukan penjemputan kontingen yang melintasi Kota Parepare menuju Sengkang, Kabupaten Wajo.

Diwawancarai tim redaksi tatkala bertepatan jadwal piket Pendidik dan Tenaga Kependidikan MAN 2 Kota Parepare, H. Fitriadi selaku Kepala Kantor Kemenag Kota Parepare mengatakan bahwa insan Kemenag yang dipimpinnya mendapat amanah untuk menjemput, memandu, ataupun menjamu kontingen MQK di area Istirahat yang dimaksud. 

"Keberadaan atau eksistensi atea Istirahat yang berlokasi di Masjid Terapung B.J. Habibie, Kota Parepare ini merupakan wujud kolaborasi serta kerja sama Kemenag, Pemerintah Daerah Kota tersebut, serta Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).

Sungguh suatu berkah bagi kami dalam melaksanakan amanah ini karena kami dapat bersilaturahmi serta berinteraksi dengan kontingen dari berbagai provinsi maupun negara peserta. 

Hingga Rabu malam, 1 Oktober 2025 sejumlah kontingen MQK singgah di area Istirahat. Sebut saja, ada Provinsi Bali; Sumatera Utara; Kalimantan Tengah; Jawa Tengah; Lampung, Bengkulu, Bangka Belitung; Riau,Jawa Timur; dan Nusa Tenggara Barat. Ada pula dari negara tetangga seperti Malaysia dan Timor Leste," kata H. Fitriadi kepada tim redaksi. (Adi)

Share:

Momen Serah Terima Ketua OSIM dan Ekstrakurikuler MAN 2 Kota Parepare

Parepare, (Kemenag Parepare) - Momentum Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di lapangan upacara madrasah pada Senin, 1 Oktober 2025 sekaligus menjadi momen bersejarah bagi Pengurus Organisasi Siswa Intra Madrasah (OSIM) dan Ekstrakurikuler Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Parepare masa bakti 2025-2026.

Betapa tidak, pada momen khidmat nan haru tersebut digelar pula serah terima jabatan Ketua OSIM dan Ekstrakurikuler MAN 2 Kota Parepare dari Kepengurusan masa bakti 2024-2025 ke kepengurusan masa bakti 2025-2026. 

Momen serah terima tersebut ditandai pula dengan penyerahan pataka OSIM dan Ekstrakurikuler yang serangkai dengan pemasangan selempang untuk Ketua OSIM dan Ekstrakurikuler lainnya. Semua ini dibuktikan dengan penandatanganan berita acara serah terima. 

Sebelum itu, para pengurus baru dimaksud dengan sungguh-sungguh berjanji: meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; menaati sekaligus menjadi pelopor penegakan tata tertib madrasah; menjunjung tinggi nama baik MAN 2 Kota Parepare dengan prestasi dan akhlakul karimah; melaksanakan program kerja dengan disiplin dan tanggung jawab. 

Berusaha mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi atau golongan dengan selalu berusaha bersikap jujur, adil, dan bijaksana; menjadi teladan bagi siswa lain dalam sikap, perkataan, dan perbuatan; rela meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk kepentingan organisasi maupun ekstrakurikuler MAN 2 Kota Parepare; selalu berusaha melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan. (Adi)

Share:

Kesan Kontingen MQKI Asal Myanmar di Rest Area: Parepare Kota yang Indah dan Toleran


Parepare, (Kemenag Parepare) - Bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila, 1 Oktober 2025, suasana hangat dan penuh semangat mewarnai hari kedua penjemputan kontingen Musabaqah Qiraatil Kutub (MKQ) tingkat Internasional yang dipusatkan di Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.

Kegiatan diikuti oleh peserta dari berbagai negara Asia, termasuk Filipina dan Myanmar yang tiba siang tadi di Masjid Terapung BJ. Habibie Kota Parepare.

Dalam transit singkat di Kota Parepare, para peserta disambut dengan keramahan khas Sulawesi Selatan. Di sela waktu istirahat, mereka menikmati hidangan tradisional burasa, makanan khas Sulawesi yang menjadi daya tarik tersendiri.

Salah satu momen menarik terjadi ketika Aloysius Sandri, Penyuluh Katolik dari Kemenag Parepare, berbincang santai dengan kontingen asal Myanmar dalam bahasa Inggris. Dalam percakapan tersebut, para peserta mengungkapkan kesan mendalam terhadap Indonesia khususnya Parepare.

“Orang-orangnya ramah, penuh penghargaan, dan alamnya sangat indah,” ujar salah satu peserta dengan penuh kekaguman.

Kekaguman mereka semakin bertambah ketika mengetahui bahwa Aloysius Sandri adalah seorang penyuluh Katolik yang turut aktif dalam kegiatan keagamaan lintas iman seperti MKQ. “Kami sangat terkesan dengan keterbukaan dan toleransi yang ditunjukkan,” ungkap mereka.

Tak hanya itu, keramahan tuan rumah juga menjadi sorotan. Senyum hangat sudah menyambut sejak mereka turun dari kendaraan, disusul dengan jamuan khas daerah dan fasilitas rest area yang sangat representatif. “Kami merasa dihormati bahkan sebelum kami sempat memperkenalkan diri,” kata salah satu anggota kontingen.

Adapun 3 kontingen asal Myanmar tersebut yakni Jurhana Dimtampau, Sawia N. Pungut dan Abdul Rahman Bin Haji Ajak.

Kesan positif ini menjadi bukti bahwa Indonesia, khususnya Sulawesi Selatan, mampu menjadi tuan rumah yang tidak hanya menyuguhkan keindahan alam, tetapi juga nilai-nilai luhur budaya dan toleransi yang membanggakan seperti halnya di Kota Parepare sebagai ‘rest area’ MQKI.(Ali/Wn)



Share:

Pelantikan Pengurus OSIM dan Ekstrakurikuler MAN 2 Kota Parepare

Parepare, (Kemenag Parepare) - Pertanyaan sedia bersahut jawaban setia menjadi wujud komitmen Pengurus Organisasi Siswa Intra Madrasah (OSIM) dan sejumlah Pengurus Ekstrakurikuler Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Parepare masa bakti 2025-2026 yang dilantik oleh Pelaksana Tugas (Plt ) Kepala Madrasah pada Senin, 1 Oktober 2025.

Bertempat di halaman madrasah tersebut, seremoni pelantikan berlangsung khidmat. Dengan memohon rahmat dan rida Ilahi Rabbi, sejumlah Pengurus OSIM dan Ekstrakurikuler serentak melafalkan janji pengabdian.

Pelantikan didahului prakata yang berorientasi pada kesediaan menjadi pengurus; memajukan organisasi; menjadi teladan; melaksanakan tugas serta program kerja organisasi; menjunjung tinggi nama baik diri, keluarga, serta madrasah. 

Sesi amanat, Hj  Darna Daming mengamanahkan kepada Pengurus OSIM dan Ekstrakurikuler MAN 2 Kota Parepare masa bakti 2025-2026 ini untuk senantiasa menjadi teladan dalam sikap, perkataan, dan perbuatan.

"Setelah Ananda dilantik, maka silakan semakin giat mengikuti pembelajaran. Semangat mengurus serta memajukan organisasi dengan mementingkan kepentingan organisasi di atas kepentingan pribadi. Mohonlah doa restu orang tua agar Ananda senantiasa menjadi teladan dalam sikap, perkataan, dan perbuatan," amanahnya setelah melantik. 

Berikut catatan tim redaksi tentang kepengurusan OSIM dan Ekstrakurikuler yang dilantik untuk masa bakti 2025-2026: Pengurus OSIM; Majelis Perwakilan Kelas (MPK); Pengurus Pramuka Ambalan Putra dan Putri.; Pengurus Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra); Pengurus Palang Merah Remaja (PMR); Pengurus Usaha Kesehatan Sekolah (UKS); Pengurus Siswa Pecinta Alam (Sispala); Pengurus 'English Meeting Club' (EMC); Pengurus Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R); Pengurus Remaja Masjid; dan terbaru, yakni Pengurus Drumband. (Adi)

Share:

Buah Tak Jatuh Jauh dari Pohonnya, Putri Guru Kimia MAN 1 Parepare Siap Harumkan Nama Madrasah di OMI 2025


Parepare, (Kemenag Parepare) - Ungkapan buah tak jatuh jauh dari pohonnya seolah pas menggambarkan sosok Khaerunnisa S., siswi berprestasi MAN 1 Kota Parepare yang berlaga di ajang Olimpiade Madrasah Indonesia (OMI) 2025 tingkat Provinsi Sulawesi Selatan. Menariknya, Khaerunnisa adalah putri dari Harlina, Guru Kimia MAN 1 Parepare, dan tahun ini ia dipercaya mewakili madrasah di bidang yang sama, Kimia.

Tak sendiri, Khaerunnisa berjuang bersama tiga rekannya yang juga siap menunjukkan kemampuan terbaik yakni Nailul Firzana (Mapel Geografi); Nur Azka Fadliah (Mapel Matematika); Resti (Mapel Fisika).

Keempat delegasi MAN 1 Parepare ini berangkat pada Rabu, 1 Oktober 2025, langsung diantar dan didampingi oleh Kepala Madrasah, Rusman Madina, bersama para guru pembimbing: Marlina (Geografi), Suriyanti (Matematika), Nurul Mutmainnah (Fisika), Harlina (Kimia), serta Muhammad Rifai selaku Laboran. Mereka tidak hanya mendukung dari belakang, tetapi juga ikut membersamai para siswa selama mengikuti lomba di tingkat provinsi.

Ajang OMI tingkat Provinsi Sulawesi Selatan sendiri dijadwalkan berlangsung pada 2–3 Oktober 2025, menjadi momen penting untuk membuktikan kualitas siswa madrasah dalam persaingan akademik.

Kepala MAN 1 Parepare, Rusman Madina, menyampaikan harapannya semoga keempat siswanya dapat mempersembahkan yang terbaik.

“Kami bangga mendampingi putra-putri terbaik MAN 1 Parepare dalam kompetisi OMI tingkat provinsi. Semoga perjuangan mereka berbuah manis dan bisa membawa pulang prestasi membanggakan bagi madrasah tercinta,”ucapnya berharap.

Dengan semangat dan doa seluruh keluarga besar MAN 1 Kota Parepare, para duta OMI ini siap mengukir prestasi gemilang dan mengharumkan nama madrasah di Sulawesi Selatan.

Kehadiran mereka menjadi inspirasi bagi seluruh siswa MAN 1 Parepare untuk terus berani bermimpi, tekun belajar, dan berjuang menggapai prestasi. Sebab, setiap langkah kecil penuh usaha akan membuka jalan menuju keberhasilan yang lebih besar.(Akbar/Wn)

 

 

 

Share:

Parepare Sambut Hangat Kontingen MQK Jawa Tengah di ‘Rest Area’, Perkuat Citra Kota Cinta

 


Parepare, (Kemenag Parepare) – Kehangatan dan keramahan kembali diperlihatkan masyarakat dan panitia lokal Kota Parepare saat menyambut kedatangan kontingen Musabaqah Qiraatil Kutub Nasional (MQKN) dan Internasional (MQKI) dari 34 provinsi dan 10 negara saat tiba di Pelataran Masjid Terapung B.J. Habibie.

Sambutan penuh kekeluargaan tersebut mendapat apresiasi dari para tamu yang berdatangan sejak Selasa siang, 30 September 2025.

Salah satunya dari Kanwil Kementerian Agama Jawa Tengah. Rombongan yang berjumlah 74 orang dari Pondok Pesantren Al Hikmah 2 Brebes menyampaikan apresiasi atas penyambutan sejak mereka menginjakkan kaki di rest area.

Menurut Pembina Kanwil Jawa Tengah, Mohammad Umar Fakhrudin, penyambutan yang diberikan panitia di Parepare memberikan kesan mendalam bagi para peserta. “Saya sangat senang dengan sambutan hangat orang-orang di Kota Parepare,”ujarnya.

Sikap ramah tamah yang ditunjukkan panitia tak hanya membuat kafilah merasa dihargai, tetapi juga memperkuat identitas Parepare sebagai Kota Cinta. Kesan positif tersebut diharapkan dapat menjadi penyemangat bagi para peserta dalam mengikuti rangkaian kegiatan MQKI, sekaligus mempererat tali silaturahmi antardaerah dan bangsa.

Dengan sambutan penuh persaudaraan ini, Parepare kembali menegaskan diri bukan sekadar tuan rumah yang memfasilitasi kegiatan, melainkan juga kota yang menghidupkan nilai-nilai cinta dan kebersamaan.(Ikhsan/Wn)

Share:

Kepala MAN 1 Parepare Lepas Pramuka Ambalan Al Ansar ke Perkemahan Santri Nusantara 2025


 

Parepare, (Kemenag Parepare) - Suasana penuh semangat terlihat di Lapangan MAN 1 Kota Parepare pada Selasa, 30 September 2025, saat Kepala Madrasah, Rusman Madina, melepas secara resmi Pramuka Ambalan Al Ansar untuk mengikuti Perkemahan Pramuka Santri Nusantara (PPSN) 2025.

Ajang bergengsi yang digelar oleh Gerakan Pramuka UNISAD As’adiyah Sengkang ini akan berlangsung pada 1–5 Oktober 2025 di Kampus III Pondok Pesantren As’adiyah Macanang, Kabupaten Wajo.

Tahun ini, MAN 1 Parepare mengutus 16 anggota Pramuka terbaik yang terdiri dari 8 putra dan 8 putri siswa kelas X dan XI. Sementara itu, siswa kelas XII tidak diikutsertakan karena harus fokus mempersiapkan diri menghadapi Tes Kemampuan Akademik (TKA) sebagai persiapan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Untuk memastikan kegiatan berjalan lancar, turut mendampingi para peserta empat pendamping yang berdedikasi, yaitu: Nurul Khatimah (Guru PJOK), Nurfaidah (Pembina Harian Pramuka Putri), Muh. Ardi. S (Pembina Harian Pramuka Putra), Khairuddin (Staf MAN 1 Kota Parepare).

Mereka berangkat menuju lokasi kegiatan dengan menggunakan kendaraan bantuan dari Brigif 11/BS Kota Parepare, yang selama ini telah menjadi mitra strategis madrasah dalam berbagai kegiatan.

Dalam sambutannya, Kepala MAN 1 Parepare, Rusman Madina, menyampaikan rasa bangga sekaligus pesan motivasi.

“Pramuka adalah wadah pembentukan karakter dan kepemimpinan. Kami berharap adik-adik Ambalan Al Ansar dapat membawa nama baik madrasah, menjalin persaudaraan dengan peserta lain, dan kembali dengan pengalaman berharga yang bermanfaat untuk masa depan,”ucapnya.

Dengan semangat persaudaraan dan doa dari keluarga besar madrasah, Ambalan Al Ansar MAN 1 Kota Parepare siap mengukir pengalaman baru di Perkemahan Santri Nusantara 2025, sekaligus menunjukkan bahwa madrasah mampu melahirkan generasi yang tangguh, disiplin, dan berprestasi.(Akbar/Wn)

Share:

Senjata dan Musuh Pelajar pada Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di MAN 2 Kota Parepare



Parepare, (Kemenag Parepare) - Sebagaimana pesan Buya Hamka, Pancasila adalah pusaka, amanah, dan juga pedoman hidup. Pancasila bukan hanya untuk dihafal, melainkan untuk diamalkan. 

Hidup kita punya makna, arah, dan tujuan. Mengamalkan Pancasila adalah jalan memberi makna bagi kehidupan berbangsa: hidup dengan iman, menghormati sesama manusia, menjaga persatuan, menjunjung musyawarah, dan menegakkan keadilan. 

Tugas kita hari ini bukan lagi mengangkat senjata seperti pahlawan terdahulu. Senjata kalian selaku Pelajar adalah ilmu pengetahuan, iman, dan akhlak mulia. Musuh kalian adalah kebodohan, kemalasan, dan perpecahan. 

Demikian itulah amanat kontekstual Hj. Darna Daming selaku Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Madrasah tatkala menjadi Pembina Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada Senin, 1 Oktober 2025 di Lapangan Upacara Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Parepare.

Lebih kompleks, ia juga mengingatkan kepada seluruh Pelajar, Pendidik, dan Tenaga Kependidikan MAN 2 Kota Parepare bahwa Pancasila adalah dasar negara yang mampu menjaga keutuhan Indonesia sejak dahulu hingga sekarang. Pancasila bukan hanya rangkaian kata, melainkan pedoman yang harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. 

"Sebagai Pelajar, kalian dapat mengamalkan nilai Pancasila dengan rajin belajar, menghormati guru, serta menjalin persahabatan tanpa membeda-membedakan suku, agama, atau latar belakang. Melalui Pancasila, kita belajar arti pentingnya persatuan dan gotong royong. Bangsa yang besar tidak hanya karena luas wilayahnya, tetapi juga karena warganya mampu menjaga kebersamaan," pesan Hj. Darna Daming mengingatkan. (Adi)

Share:

Definition List

Unordered List