Parepare, (Kemenag Parepare) - Suasana Alun-Alun Lapangan Andi Makkasau Kota Parepare tampak semarak pada Jumat malam, 2 Mei 2025, saat ratusan pelajar dari berbagai jenjang pendidikan memadati lokasi kegiatan Pawai Budaya yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Kota Parepare melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
Salah satu peserta yang menarik
perhatian dalam kegiatan tersebut adalah MAN 1 Parepare yang tampil memukau
dengan mengusung tema “Mapparola” atau “Mammatua”, sebuah tradisi pernikahan
khas Bugis yang sarat makna budaya.
Sebanyak 40 siswa MAN 1 Parepare
turut ambil bagian dalam pawai, didampingi langsung oleh Kepala MAN 1 Parepare,
Rusman Madina, bersama lima guru pendamping. Mereka tampil mengenakan busana
adat Bugis yang beraneka ragam, seperti pakaian pengantin sigerra, busana haji
lengkap dengan kebaya khas Bugis, dan jas tutup yang mencerminkan kemegahan
budaya lokal. Tidak hanya itu, pawai juga diiringi alunan lagu-lagu Bugis
tradisional seperti “Mappoji Balo Lipa”, “Andritta Cellengnge”, dan lagu-lagu
khas lainnya yang biasa menghiasi acara pernikahan adat Bugis.
Tema ‘Mapparola’ yang diangkat
oleh MAN 1 Parepare bukan hanya menjadi penanda keikutsertaan mereka dalam
acara budaya semata, tetapi juga merupakan simbolisasi dari pelestarian budaya
dan nilai-nilai luhur suku Bugis.
Mapparola sendiri adalah sebuah
prosesi dalam tradisi pernikahan Bugis di Sulawesi Selatan yang merupakan
kunjungan balasan dari pihak mempelai wanita ke rumah mempelai pria setelah prosesi
pernikahan selesai. Tradisi ini bertujuan untuk mempererat hubungan silaturahmi
antara keluarga mempelai dan menunjukkan rasa hormat.
Pada acara Mapparola ini, pihak
keluarga mempelai perempuan menyerahkan hadiah kepada mempelai laki-laki
sebagai tanda persetujuan dan penerimaan. Hadiah-hadiah tersebut umumnya berupa
sarung tenun khas Bugis, pakaian adat, dan makanan tradisional, yang masing-masing
memiliki nilai filosofis mendalam: persetujuan keluarga, kasih sayang,
penghormatan, hingga simbol kesetiaan dan komitmen.
Kepala MAN 1 Parepare, Rusman
Madina, dalam keterangannya mengungkapkan bahwa keikutsertaan madrasahnya dalam
kegiatan ini merupakan bentuk apresiasi serta atensi terhadap program-program
Pemerintah Daerah, khususnya di bidang pendidikan dan pelestarian budaya.
“Kehadiran kami di sini merupakan
bentuk apresiasi dan atensi kami terhadap program-program pemerintah, khususnya
dalam bidang pendidikan. Lebih dari itu, ini adalah bentuk penanaman karakter
kepada peserta didik, agar mereka mencintai budaya Indonesia, khususnya budaya
lokal seperti Bugis, Makassar, dan Toraja,” ujarnya.
Rusman Madina juga menyampaikan
rasa terima kasihnya atas semangat para siswa, guru pendamping, serta dukungan
dari alumni MAN 1 Parepare yang turut membantu menyukseskan penampilan mereka
dalam pawai budaya tersebut. Menurutnya, keterlibatan alumni menjadi salah satu
faktor yang menambah semangat dan kemeriahan dalam penampilan MAN 1 Parepare
malam itu.
Pawai Budaya Parepare 2025 yang
melibatkan pelajar dari tingkat MI/SD, MTs/SMP hingga MA/SMA ini menjadi
momentum penting untuk menumbuhkan kembali semangat kebhinekaan dan kecintaan
terhadap kebudayaan lokal di tengah era modernisasi yang terus berkembang.
Dengan kehadiran institusi pendidikan seperti MAN 1 Parepare yang aktif
melestarikan budaya melalui kegiatan semacam ini, diharapkan generasi muda
semakin menghargai dan menjaga kekayaan budaya bangsa.
Kemeriahan, nilai edukatif, dan
semangat pelestarian budaya yang terpancar dalam pawai tersebut menjadi bukti
nyata bahwa pelajar Parepare, khususnya dari MAN 1 Parepare, mampu menjadi agen
perubahan yang tak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga peduli terhadap
warisan budaya yang melekat dalam identitas bangsa.(Taqdir/Wn)
0 comments:
Posting Komentar