--

Menghimpun seluruh berita, tulisan, jurnal bernuansa agama yang dapat menyatukan ummat

PKM Lauleng Perkenalkan Aplikasi Sipgar kepada Siswa MAN 1 Parepare

 


Parepare, (Kemenag Parepare) - Dalam upaya meningkatkan kesadaran siswa terhadap pentingnya kebugaran jasmani, Puskesmas Lauleng bekerja sama dengan MAN 1 Kota Parepare menggelar kegiatan pengambilan sampel tes kebugaran jasmani yang diikuti oleh siswa kelas X.D. Kegiatan ini dilaksanakan di lapangan MAN 1 Kota Parepare pada Selasa pagi, 22 Juli 2025 yang bertepatan dengan jam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK).

Dalam pelaksanaan tes kebugaran tersebut, para siswa diminta untuk berlari mengelilingi lapangan sejauh 1,6 kilometer sesuai dengan metode Rockport Walk Test, sebuah teknik pengukuran kebugaran kardiovaskular yang telah teruji secara ilmiah.

Turut mendampingi dalam kegiatan ini, Muhammad Nasir, guru PJOK MAN 1 Kota Parepare, yang memberikan arahan teknis kepada siswa agar pelaksanaan kegiatan berjalan dengan tertib dan aman.

Tak hanya itu, kegiatan ini juga menjadi momentum penting bagi tim Puskesmas Lauleng untuk memperkenalkan Sipgar (Sistem Pengukuran Kebugaran Jasmani Mandiri), sebuah aplikasi besutan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang dirancang untuk membantu masyarakat dalam mengukur tingkat kebugaran jasmani mereka secara mandiri.

"Aplikasi Sipgar ini sangat praktis. Cukup dengan berjalan cepat atau berlari sejauh 1,6 km, kita sudah bisa mengetahui tingkat kebugaran jantung dan paru-paru kita," ujar Ita, salah satu tenaga medis dari Puskesmas Lauleng yang turut memandu jalannya kegiatan.

Ia menjelaskan bahwa Sipgar memungkinkan pengguna untuk merekam data pribadi, melakukan pengukuran kebugaran, serta mendapatkan rekomendasi aktivitas fisik berdasarkan hasil pengujian.

Lebih jauh, aplikasi ini bertujuan untuk mendorong masyarakat, terutama generasi muda, agar lebih peduli terhadap kesehatan jasmani mereka. Dengan pendekatan yang berbasis data dan teknologi, Sipgar diharapkan mampu menjadi alat bantu yang efektif dalam menciptakan pola hidup sehat di tengah masyarakat.

Muhammad Nasir mengapresiasi kegiatan ini sebagai bagian dari pembelajaran kontekstual dalam mata pelajaran PJOK. “Ini adalah bentuk nyata kolaborasi antara pendidikan dan layanan kesehatan. Siswa tidak hanya belajar teori, tapi juga langsung praktik dan mendapat edukasi berbasis teknologi,” ujarnya.

Kepala MAN 1 Kota Parepare, Rusman Madina, turut memberikan apresiasi atas inisiatif ini. “Kami sangat menyambut baik kolaborasi dengan Puskesmas Lauleng. Tes kebugaran jasmani ini sejalan dengan visi kami dalam menciptakan generasi sehat, cerdas, dan tangguh. Apalagi dengan diperkenalkannya aplikasi Sipgar, siswa bisa lebih mandiri dalam menjaga kebugarannya. Ini bentuk nyata sinergi lintas sektor untuk pendidikan yang lebih berkualitas,” ungkapnya.

Sebagai penutup kegiatan, tim Puskesmas Lauleng melakukan pengisian buku tamu digital MAN 1 Kota Parepare melalui pemindaian barcode buku tamu yang tersedia. Langkah ini menjadi bagian dari tata kelola digitalisasi administrasi madrasah yang semakin berkembang.

Melalui kegiatan ini, diharapkan para siswa MAN 1 Kota Parepare dapat memahami pentingnya menjaga kebugaran jasmani serta memanfaatkan teknologi seperti Sipgar untuk memantau dan meningkatkan kesehatan mereka secara mandiri.(Akbar/Wn)

Share:

Kasi PHU Kemenag Parepare Hadiri Tasyakuran dan Evaluasi Penyelenggaraan Haji Embarkasi Makassar 1446 H/2025 M

 


Takalar, (Kemenag Parepare) – Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kantor Kementerian Agama Kota Parepare, H. Jami, menghadiri kegiatan Tasyakuran dan Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji Embarkasi Makassar Tahun 1446 H/2025 M yang dilaksanakan di Hotel Wisata Pantai Galesong, Desa Sampulungan, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar pada Senin, 21 Juli 2025.

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur atas berakhirnya operasional penyelenggaraan ibadah haji tahun ini serta menjadi ajang evaluasi untuk peningkatan layanan di masa yang akan datang.

Hadir dalam acara tersebut Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag RI, Prof. Hilman Latief, Sesditjen PHU H.M. Arfi Hatim, Tenaga Ahli Menteri Agama H. Bunyamin, Kakanwil Kemenag Sulsel H. Ali Yafid beserta jajaran, Kepala UPT Asrama Haji Sudiang Makassar, para Kepala Kantor Kemenag kabupaten/kota se-Sulsel, para Kasi PHU, serta para petugas kloter.

Dalam sambutannya, Dirjen PHU Prof. Hilman Latief menyampaikan bahwa layanan haji di Embarkasi Makassar tahun ini mengalami banyak peningkatan, baik dari segi layanan asrama maupun penerbangan. Ia juga menginformasikan bahwa saat ini DPR RI sedang membahas Undang-Undang Badan Penyelenggara Haji (BPH) RI yang akan menentukan siapa yang berwenang membentuk Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) pada tahun 2026 mendatang.

Kakanwil Kemenag Sulsel, H. Ali Yafid, dalam laporannya menegaskan bahwa seluruh proses operasional haji dari pemberangkatan hingga pemulangan jemaah berjalan dengan baik dan lancar. Keberhasilan tersebut menurutnya tidak lepas dari sinergi dan kerja sama semua unit kerja terkait di lingkungan Embarkasi Makassar.

"Insya Allah, bila tahun depan penyelenggaraan haji masih berada di bawah Kementerian Agama, Embarkasi Makassar siap memberikan layanan terbaik," ucapnya.

Sementara itu Kasi PHU Kantor Kemenag Kota Parepare, H. La Jami mengungkapkan rasa syukur atas kelancaran operasional haji tahun ini dan mengapresiasi kegiatan evaluasi yang sekaligus menjadi ajang silaturrahim antarpejabat pusat, Kanwil Kemenag Sulsel, dan jajaran pelaksana haji kabupaten/kota.

"Kami bersyukur penyelenggaraan ibadah haji tahun ini berjalan dengan baik, dan Parepare turut ambil bagian dalam menyukseskan pelaksanaan haji khususnya Kloter 21 dan 41. Bahkan saya sendiri mendapat amanah sebagai pembimbing ibadah Kloter 21," ujarnya.

Sebagai bentuk apresiasi, pada momen tasyakuran ini, Kanwil Kemenag Sulsel juga memberikan piagam penghargaan kepada sejumlah pihak yang telah berkontribusi dalam menyukseskan penyelenggaraan ibadah haji tahun ini.(Jawwad/Wn)

Share:

Operator Simkah Kemenag Parepare Ikuti Konsolidasi Pelaporan Bimwin dan Keluarga Sakinah


Makassar, (Kemenag Parepare) – Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan melalui Bidang Urusan Agama Islam menggelar Konsolidasi Pelaporan Bimwin dan Keluarga Sakinah Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan di Aerotel Smile Makassar selama dua hari Senin-Selasa, (21-22 Juli 2025).

Kegiatan tersebut dihadiri Operator Sistem Informasi Manajemen Nikah perwakilan Kantor Kemenag Kabupaten/Kota se-Sulsel. Kemenag Kota Parepare dalam hal ini diwakili oleh Eka Perawati.

Kegiatan ini bertujuan untuk menyelaraskan pelaporan data yang akurat, terintegrasi, dan responsive terhadap dinamika masyarakat.

Hal tersebut senada dengan penyampaian Kepala Bidang Urais Kanwil Kemenag Sulsel, H Abdul Gaffar. “Kegiatan ini bertujuan untuk menyinkronkan data dari KUA sampai pusat agar diperoleh data yang akurat secara berjenjang,”ungkapnya.


Selain rekonsiliasi data Bimbingan Perkawinan (Bimwin) dan Keluarga Sakinah (KS), dalam kegiatan ini juga membahas hal-hal teknis yang ada di seksi Bimas Islam. Hal tersebut sebagaimana yang disampaikan Eka Perawati.

“Kegiatan ini sangat baik dan memberi dampak positif, selain rekonsiliasi data Bimwin dan Keluarga Sakinah juga membahas hal-hal teknis yang ada di Seksi Bimas Islam,”ujarnya.

Selain itu, lanjut Eka, banyak motivasi yang didapatkan, bimbingan dan mendengar aspirasi teman-teman di daerah. “Semoga ke depan kegiatan ini dapat berkesinambungan menjadikan Seksi Bimas Islam lebih baik lagi,”imbuhnya.

Di sela-sela kegiatan, disampaikan pengumuman Realisasi Batas Maksimum Pencairan (MP) se-Sulawesi Selatan Tahun 2025 yang menempatkan Kemenag Kota Parepare di posisi kedua. Data ini merupakan rilis dari Kemenag pusat untuk wilayah Sulawesi Selatan periode Semester 1 Tahun 2025.

Hasil tidak mengkhianati usaha dengan kata lain kerja keras dan usaha yang tulus akan selalu membuahkan hasil yang positif. Hal ini tidak lepas dari giat bagian Keuangan, Perencana, dan Seksi Bimas Islam yang terus melakukan koordinasi dan konsultasi yang sangat intens.

Adapun daftar urut realisasi terbesar Batas MP se-Sulsel yakni:

1. Kemenag Sidrap 97,78%

2. Kemenag Parepare 95,75%

3. Kemenag Enrekang 95,55%

4. Kemenag Bone 90,48% (Eka/Wn)

Share:

PKM Lauleng Gelar Pemeriksaan Kesehatan di MAN 1 Kota Parepare

 



Parepare, (Kemenag Parepare) - Suasana pagi masih memeluk aroma semangat usai upacara bendera Senin, 21 Juli 2025, ketika ruang kelas X.A di MAN 1 Kota Parepare berubah menjadi pusat perhatian. Bukan karena ujian atau lomba, tetapi karena hadirnya sebuah kepedulian yang begitu bermakna yaitu pemeriksaan kesehatan gratis dari Puskesmas Lauleng.

Kegiatan ini bukan sekadar rutinitas medis, tapi sebuah pesan kuat bahwa kesehatan adalah pondasi utama pendidikan yang bermutu. Di balik stetoskop dan tensimeter, para tenaga kesehatan membawa misi kemanusiaan, menyemai kesadaran, membasmi ketidaktahuan.

Diawali dengan sesi edukatif dari Nurwanti, tenaga kesehatan yang tampil penuh semangat, para siswa diajak menyelami topik-topik penting seperti penyakit kusta, kenali gejalanya, ketahui penyebabnya, dan cara pencegahannya. Bukan ceramah yang membosankan, melainkan dialog yang hidup, penuh interaksi, dan kaya makna.

Tak lama berselang, giliran tubuh bicara. Pemeriksaan kesehatan menyeluruh dimulai dari tinggi badan, berat badan, lingkar perut, tekanan darah, gula darah, penglihatan, hingga buta warna. Ruangan kelas berubah menjadi medan refleksi tentang bagaimana kita menjaga tubuh, menghargai hidup, dan mengantisipasi ancaman yang tak kasat mata.

Menariknya, banyak cerita tumbuh dari balik alat medis. Abi, salah satu siswa yang mengikuti pemeriksaan, sempat merasa waswas.

"Awalnya saya takut sekali dengan jarum suntik. Tapi setelah diperiksa, ternyata nggak sakit sama sekali. Rasanya cuma seperti digigit semut," ujarnya sambil tersenyum lega.

Pengalaman itu menjadi momen kecil tapi bermakna, mengikis stigma dan membuka jalan bagi keberanian merawat diri.

Sebagai langkah lanjutan, Adriani dari Puskesmas Lauleng membagikan kuesioner kepada peserta didik. Ini bukan formalitas, melainkan bahan evaluasi untuk mengukur seberapa sadar generasi muda akan pentingnya gaya hidup sehat. Hasil pemeriksaan pun dititipkan melalui wali kelas, agar setiap siswa tahu, pahami, dan peduli terhadap kondisi tubuhnya sendiri.

Kepala MAN 1 Kota Parepare, Rusman Madina, menyambut hangat kegiatan ini. Dalam pernyataannya yang penuh makna, beliau mengatakan:

“Kami sangat berterima kasih kepada Puskesmas Lauleng atas sinergi dan kepeduliannya terhadap kesehatan warga madrasah. Pemeriksaan seperti ini sangat penting, tidak hanya untuk mendeteksi sejak dini kondisi kesehatan siswa, tapi juga untuk membangun budaya hidup sehat di lingkungan madrasah,”ujarnya.

Apresiasi ini tidak berhenti pada kata-kata, tapi menyalakan harapan: bahwa sinergi lintas sektor seperti ini akan menjadi budaya baru dalam pendidikan. Karena madrasah sehat adalah jembatan menuju generasi kuat.

Kegiatan ini tidak hanya menyehatkan tubuh, tapi juga mencerahkan cara pikir. Ia mengajarkan bahwa kesehatan bukanlah milik rumah sakit semata, tapi tanggung jawab bersama yang dimulai dari ruang kelas ini. Satu pemeriksaan hari ini, sejuta peluang untuk masa depan yang lebih cerah.(Akbar/Wn)

Share:

Wujudkan Madrasah Berbasis Bahasa Arab, MA DDI Lil Banat Parepare Gelar Halaqah Arabiyah

 



Parepare, (Kemenag Parepare) – Halaqah Arabiyah sebagai salah satu ekstrakurikuler unggulan di Madrasah Aliyah DDI Lil Banat secara resmi dibuka di Aula 1 Pondok Pesantren DDI Ujung Lare Parepare pada Sabtu, 19 Juli 2025.

Mengangkat tema yang memotivasi “Berbicara Bahasa Arab Lebih Baik Salah daripada Diam Tak Berkata”, kegiatan ini bertujuan untuk membangun keberanian siswa dalam berbahasa Arab secara aktif di lingkungan madrasah.

Kegiatan ini dihadiri Pengawas MA, Hj. Hasnani yang dalam sambutannya menyampaikan bahwa halaqah ini merupakan salah satu langkah nyata dalam mengembangkan budaya bahasa Arab di madrasah.

“Kami ingin anak-anak tidak hanya belajar bahasa Arab sebagai pelajaran, tapi juga mempraktikkannya dengan berani dan percaya diri,” ujarnya.


Sementara itu, Pimpinan Pondok dalam hal ini diwakili Sekretaris Pondok, Muh. Akib saat membuka Halaqah Arabiyah ini, menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap inisiatif kegiatan ini.

“Kegiatan seperti ini harus terus didorong. Bahasa Arab adalah kunci untuk memahami ilmu agama, dan harus dibiasakan sejak dini. Tema yang diangkat juga sangat relevan karena dalam belajar, kesalahan adalah bagian dari proses,”ujarnya.

Acara resmi dibuka dengan pengalungan atribut peserta halaqah oleh Sekretaris Pondok didampingi Pengawas Madrasah secara simbolis kepada dua perwakilan siswa. Pengalungan ini menjadi penanda dimulainya rangkaian kegiatan Halaqah Arabiyah yang akan berlangsung hingga Jumat 25 Juli 2025.

Setelah acara pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan sesi perkenalan halaqah, pembagian kelompok muhadatsah (percakapan), serta kosa kata bahasa Arab oleh siswi anggota halaqah.

Para peserta tampak antusias dan bersemangat mengikuti rangkaian kegiatan, apalagi setelah mendengar motivasi dari para pendamping tim instruktur bahasa Arab.

Ketua Pelaksana, Nurmuthmainnah menyampaikan bahwa halaqah ini merupakan ekstrakurikuler khusus yang merupakan program unggulan Madrasah Aliyah DDI Lil Banat bertujuan untuk memperdalam kemampuan bahasa Arab para siswi.

Kegiatan halaqah ini diharapkan menjadi ruang latihan dan pembiasaan yang efektif dalam mewujudkan madrasah berbasis bahasa Arab, serta menumbuhkan rasa cinta terhadap bahasa Al-Quran.(Lel/Wn)

 

Share:

Semarak Muharram 1447 H, DWP Kemenag Gelar Pengajian Nasional dan Santuni Anak Yatim

 


Jakarta, (Kemenag Parepare) - Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Agama Republik Indonesia kembali menggelar kegiatan pengajian nasional triwulan yang rutin dilaksanakan setiap tiga bulan. Kegiatan ini sekaligus dalam rangka memperingati bulan Muharram 1447 H yang sarat nilai spiritual dan refleksi.

Acara diawali dengan sambutan dari Ketua DWP Kemenag RI, Hj. Sinarliati, yang menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh peserta, baik yang hadir secara langsung maupun daring. Ia juga menyampaikan apresiasi atas dukungan penuh dari Menteri Agama RI, AG. Prof. H. Nasaruddin Umar, MA, serta Penasehat DWP, Hj. Helmi Nasaruddin Umar, yang turut hadir bersama jajaran pengurus DWP pusat, para Ketua DWP Kanwil, Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri, serta DWP Kabupaten/Kota se-Indonesia lewat daring.

Kegiatan ini diikuti juga oleh DWP Kementerian Agama Kota Parepare secara daring melalui Zoom Meeting, yang dipusatkan di Ruang Rapat Pimpinan Kantor Kemenag Kota Parepare, Jumat, 18 Juli 2025.

Keterlibatan ini sebagai bentuk dukungan dan partisipasi aktif DWP daerah dalam penguatan program-program nasional.

Pada kesempatan tersebut, DWP Kemenag menyalurkan santunan pendidikan kepada 646 anak sebesar Rp800.000 per anak, serta 186 anak yatim piatu dengan nominal Rp200.000 per anak. Dana ini bersumber dari Dana Sosial DWP Kemenag dan hasil kerja sama dengan Baznas.

Hj. Sinarliati berharap kegiatan ini dapat terus dilanjutkan setiap tahun sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama.

Dalam sambutannya, Hj. Helmi Nasaruddin Umar turut menyampaikan pesan menyentuh. Ia menekankan bahwa bulan Muharram adalah bulan muhasabah, dan mengajak seluruh anggota DWP menjadi perempuan yang sabar, penuh cinta, dan teladan dalam keluarga maupun masyarakat. “Sabar adalah cinta. Dengan sabar, kita bisa mencegah keputusasaan,”ucapnya.

Acara dilanjutkan dengan tausiah dari Menteri Agama RI yang mengangkat tema: “Membangun Ketahanan Umat melalui Nilai-Nilai Hijrah: Kesabaran, Keberanian, dan Keikhlasan”.

Ia mengingatkan pentingnya mempererat persaudaraan lintas agama, karena perbedaan keyakinan tidak seharusnya menjadi penghalang kebersamaan. “Perempuan-perempuan utama telah mengubah sejarah, dan mereka pula yang menjadi jembatan antara langit dan bumi,” ujarnya.

Sebagai Rektor Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ), Menteri Agama juga mendorong agar DWP menjalin kerja sama akademik, seperti pengajian yang dapat diisi oleh dosen-dosen PTIQ, bahkan membuka kesempatan anggota DWP melanjutkan studi S2 dengan materi terstruktur. Ia juga berharap DWP bisa aktif dalam kegiatan pelayanan keagamaan di Masjid Istiqlal. Dalam sambutannya, Helmi berharap pesan-pesan yang disampaikan dalam tausiah bisa diterapkan oleh seluruh pengurus DWP.

Melalui kesempatan tersebut, ia juga memperkenalkan buku karyanya yang berjudul “Manajemen Cinta” sebagai bukti cinta kepada umat. Buku yang diharapkan dapat membantu perempuan mengelola peran dan cinta dalam kehidupan keluarga dan sosial.(Abul/Wn)

Share:

Bimas Islam Kemenag Parepare Gelar Rakor Revitalisasi BKM

 


Parepare, (Kemenag Parepare) — Upaya penguatan tata kelola masjid di Kota Parepare terus digalakkan. Seksi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama Kota Parepare kembali menyelenggarakan Rapat Koordinasi Revitalisasi Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) tingkat kecamatan, Jumat, 18 Juli 2025.

Bertempat di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Bacukiki, kegiatan ini diikuti oleh 30 peserta yang terdiri atas pengurus masjid dan pegawai sara dari berbagai masjid setempat.

Rapat yang berlangsung sejak pukul 09.00 hingga 11.00 WITA ini merupakan pelaksanaan kedua, setelah sebelumnya diselenggarakan di Kecamatan Soreang. Dalam waktu dekat, kegiatan serupa juga akan dilaksanakan di Kecamatan Ujung dan Bacukiki Barat dengan lokasi yang sama, yakni di KUA masing-masing.

H. Hasan Basri, selaku Kepala Seksi Bimas Islam, tampil sebagai narasumber tunggal. Dalam paparannya, ia mengulas secara komprehensif topik revitalisasi fungsi masjid yang meliputi peran sosial dan edukatif masjid, penguatan etika kepengurusan, serta teknis pelaksanaan Surat Edaran Menteri Agama No. 05 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Mushalla.

Hasan Basri menekankan pentingnya integritas dan tanggung jawab pengurus masjid dan pegawai sara dalam menjalankan amanah umat. “Masjid bukan semata-mata tempat ibadah ritual, tetapi juga pusat pembinaan moral, sosial, dan keumatan yang berdaya guna,” ujarnya.

Ia kemudian merinci ketentuan penggunaan pengeras suara berdasarkan jenis salat dan waktu:

•Salat Subuh: Bacaan Al-Qur’an atau selawat maksimal 10 menit sebelum azan dengan pengeras suara luar; pelaksanaan salat dan zikir menggunakan pengeras suara dalam.

•Salat Zuhur, Asar, Magrib, dan Isya: Tarhim maksimal 5 menit menggunakan pengeras suara luar; salat dan zikir melalui pengeras suara dalam.

•Salat Jumat: Tarhim maksimal 10 menit dengan pengeras suara luar; khutbah, salat, dan pengumuman menggunakan pengeras suara dalam; azan tetap dengan pengeras suara luar.

•Syiar Ramadan dan Hari Raya: Takbir malam Idul Fitri dan Idul Adha dibolehkan hingga pukul 22.00 menggunakan pengeras suara luar; setelahnya dilanjutkan dengan pengeras suara dalam. Kegiatan tarawih, tadarus, dan kajian menggunakan pengeras suara dalam.

Terkait praktik di bulan Ramadan, H. Hasan Basri juga menyoroti tidak terlaksananya ceramah Tarawih pada malam pertama dan malam ke-30 yang seringkali menunggu keputusan sidang isbat. Menurutnya, jika pemerintah tetap menggunakan mekanisme sidang isbat, maka ceramah pada dua malam tersebut sebaiknya ditiadakan. Namun, apabila ke depan pemerintah mengadopsi sistem kalender hijriyah global yang tetap dan konsisten, maka penyusunan ceramah Tarawih dapat dirancang lebih terjadwal dan tidak mendadak.

Ia menambahkan, Surat Edaran ini bertujuan menjaga harmoni sosial dan kenyamanan bersama di tengah masyarakat yang plural. Oleh karena itu, kefasihan pelafalan, dan waktu penggunaan pengeras suara harus diperhatikan secara serius oleh seluruh pengurus masjid dan pegawai sara.

Sesi diskusi berlangsung dinamis. H. Sudirman, Imam Masjid Al-Magfirah Timur Rama, mengusulkan perlunya pembinaan rutin terhadap para mubaligh untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas isi ceramah. Ia menyoroti adanya khatib yang tidak memenuhi rukun khutbah, yang berakibat fatal terhadap keabsahan salat Jumat.

Peserta lain menyoroti ketidakteraturan waktu pemutaran bacaan Al-Qur’an, azan, dan salat di berbagai masjid yang menyebabkan kebingungan di tengah masyarakat. "Ironisnya, saat kita mendengar bacaan waladh-dhoolliin dari masjid lain, kita refleks mengucapkan aamiin, padahal tidak sedang mengikuti imam yang sama," ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, H. Hasan Basri menyatakan bahwa fenomena serupa terjadi di banyak daerah, bahkan di berbagai wilayah di Indonesia. Untuk itu, ia berkomitmen melakukan penertiban melalui pengiriman notifikasi waktu yang akurat setiap bulan kepada seluruh pengurus masjid dan pegawai sara.

"Notifikasi ini diharapkan akan menjadi acuan bersama agar semua masjid menyesuaikan waktu penggunaan pengeras suara, baik luar maupun dalam," jelasnya. Ia kembali mengingatkan pentingnya kepatuhan terhadap aturan teknis penggunaan pengeras suara sebagaimana diatur dalam edaran menteri.

Merespons berbagai masukan, Hasan Basri juga mengumumkan rencana pembentukan Tim Evaluasi Pegawai Sara dan Mubaligh. Tim ini akan bertugas menampung aspirasi dari pengurus masjid serta melakukan uji kelayakan terhadap bagi pegawai sara, khususnya yang bertindak sebagai imam masjid, guna menjamin kualitas pelayanan ibadah dan dakwah di tengah masyarakat.

Taufiqur Rahman, Kepala KUA Bacukiki yang bertindak sebagai moderator, menyampaikan apresiasi atas antusiasme peserta dan substansi diskusi yang berkembang. Ia menegaskan bahwa masjid adalah pusat keimanan, sehingga tantangan dan godaan pun semakin besar.

“Di tempat yang penuh iman, godaan setan juga lebih kuat. Maka dibutuhkan pengurus dan pegawai sara yang tangguh secara spiritual dan memiliki integritas tinggi,” tutupnya.(Ris/Wn)

 

 

Share:

Definition List

Unordered List