--

Menghimpun seluruh berita, tulisan, jurnal bernuansa agama yang dapat menyatukan ummat

Wujudkan Madrasah Berbasis Bahasa Arab, MA DDI Lil Banat Parepare Gelar Halaqah Arabiyah

 



Parepare, (Kemenag Parepare) – Halaqah Arabiyah sebagai salah satu ekstrakurikuler unggulan di Madrasah Aliyah DDI Lil Banat secara resmi dibuka di Aula 1 Pondok Pesantren DDI Ujung Lare Parepare pada Sabtu, 19 Juli 2025.

Mengangkat tema yang memotivasi “Berbicara Bahasa Arab Lebih Baik Salah daripada Diam Tak Berkata”, kegiatan ini bertujuan untuk membangun keberanian siswa dalam berbahasa Arab secara aktif di lingkungan madrasah.

Kegiatan ini dihadiri Pengawas MA, Hj. Hasnani yang dalam sambutannya menyampaikan bahwa halaqah ini merupakan salah satu langkah nyata dalam mengembangkan budaya bahasa Arab di madrasah.

“Kami ingin anak-anak tidak hanya belajar bahasa Arab sebagai pelajaran, tapi juga mempraktikkannya dengan berani dan percaya diri,” ujarnya.


Sementara itu, Pimpinan Pondok dalam hal ini diwakili Sekretaris Pondok, Muh. Akib saat membuka Halaqah Arabiyah ini, menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap inisiatif kegiatan ini.

“Kegiatan seperti ini harus terus didorong. Bahasa Arab adalah kunci untuk memahami ilmu agama, dan harus dibiasakan sejak dini. Tema yang diangkat juga sangat relevan karena dalam belajar, kesalahan adalah bagian dari proses,”ujarnya.

Acara resmi dibuka dengan pengalungan atribut peserta halaqah oleh Sekretaris Pondok didampingi Pengawas Madrasah secara simbolis kepada dua perwakilan siswa. Pengalungan ini menjadi penanda dimulainya rangkaian kegiatan Halaqah Arabiyah yang akan berlangsung hingga Jumat 25 Juli 2025.

Setelah acara pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan sesi perkenalan halaqah, pembagian kelompok muhadatsah (percakapan), serta kosa kata bahasa Arab oleh siswi anggota halaqah.

Para peserta tampak antusias dan bersemangat mengikuti rangkaian kegiatan, apalagi setelah mendengar motivasi dari para pendamping tim instruktur bahasa Arab.

Ketua Pelaksana, Nurmuthmainnah menyampaikan bahwa halaqah ini merupakan ekstrakurikuler khusus yang merupakan program unggulan Madrasah Aliyah DDI Lil Banat bertujuan untuk memperdalam kemampuan bahasa Arab para siswi.

Kegiatan halaqah ini diharapkan menjadi ruang latihan dan pembiasaan yang efektif dalam mewujudkan madrasah berbasis bahasa Arab, serta menumbuhkan rasa cinta terhadap bahasa Al-Quran.(Lel/Wn)

 

Share:

Semarak Muharram 1447 H, DWP Kemenag Gelar Pengajian Nasional dan Santuni Anak Yatim

 


Jakarta, (Kemenag Parepare) - Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Agama Republik Indonesia kembali menggelar kegiatan pengajian nasional triwulan yang rutin dilaksanakan setiap tiga bulan. Kegiatan ini sekaligus dalam rangka memperingati bulan Muharram 1447 H yang sarat nilai spiritual dan refleksi.

Acara diawali dengan sambutan dari Ketua DWP Kemenag RI, Hj. Sinarliati, yang menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh peserta, baik yang hadir secara langsung maupun daring. Ia juga menyampaikan apresiasi atas dukungan penuh dari Menteri Agama RI, AG. Prof. H. Nasaruddin Umar, MA, serta Penasehat DWP, Hj. Helmi Nasaruddin Umar, yang turut hadir bersama jajaran pengurus DWP pusat, para Ketua DWP Kanwil, Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri, serta DWP Kabupaten/Kota se-Indonesia lewat daring.

Kegiatan ini diikuti juga oleh DWP Kementerian Agama Kota Parepare secara daring melalui Zoom Meeting, yang dipusatkan di Ruang Rapat Pimpinan Kantor Kemenag Kota Parepare, Jumat, 18 Juli 2025.

Keterlibatan ini sebagai bentuk dukungan dan partisipasi aktif DWP daerah dalam penguatan program-program nasional.

Pada kesempatan tersebut, DWP Kemenag menyalurkan santunan pendidikan kepada 646 anak sebesar Rp800.000 per anak, serta 186 anak yatim piatu dengan nominal Rp200.000 per anak. Dana ini bersumber dari Dana Sosial DWP Kemenag dan hasil kerja sama dengan Baznas.

Hj. Sinarliati berharap kegiatan ini dapat terus dilanjutkan setiap tahun sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama.

Dalam sambutannya, Hj. Helmi Nasaruddin Umar turut menyampaikan pesan menyentuh. Ia menekankan bahwa bulan Muharram adalah bulan muhasabah, dan mengajak seluruh anggota DWP menjadi perempuan yang sabar, penuh cinta, dan teladan dalam keluarga maupun masyarakat. “Sabar adalah cinta. Dengan sabar, kita bisa mencegah keputusasaan,”ucapnya.

Acara dilanjutkan dengan tausiah dari Menteri Agama RI yang mengangkat tema: “Membangun Ketahanan Umat melalui Nilai-Nilai Hijrah: Kesabaran, Keberanian, dan Keikhlasan”.

Ia mengingatkan pentingnya mempererat persaudaraan lintas agama, karena perbedaan keyakinan tidak seharusnya menjadi penghalang kebersamaan. “Perempuan-perempuan utama telah mengubah sejarah, dan mereka pula yang menjadi jembatan antara langit dan bumi,” ujarnya.

Sebagai Rektor Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ), Menteri Agama juga mendorong agar DWP menjalin kerja sama akademik, seperti pengajian yang dapat diisi oleh dosen-dosen PTIQ, bahkan membuka kesempatan anggota DWP melanjutkan studi S2 dengan materi terstruktur. Ia juga berharap DWP bisa aktif dalam kegiatan pelayanan keagamaan di Masjid Istiqlal. Dalam sambutannya, Helmi berharap pesan-pesan yang disampaikan dalam tausiah bisa diterapkan oleh seluruh pengurus DWP.

Melalui kesempatan tersebut, ia juga memperkenalkan buku karyanya yang berjudul “Manajemen Cinta” sebagai bukti cinta kepada umat. Buku yang diharapkan dapat membantu perempuan mengelola peran dan cinta dalam kehidupan keluarga dan sosial.(Abul/Wn)

Share:

Bimas Islam Kemenag Parepare Gelar Rakor Revitalisasi BKM

 


Parepare, (Kemenag Parepare) — Upaya penguatan tata kelola masjid di Kota Parepare terus digalakkan. Seksi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama Kota Parepare kembali menyelenggarakan Rapat Koordinasi Revitalisasi Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) tingkat kecamatan, Jumat, 18 Juli 2025.

Bertempat di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Bacukiki, kegiatan ini diikuti oleh 30 peserta yang terdiri atas pengurus masjid dan pegawai sara dari berbagai masjid setempat.

Rapat yang berlangsung sejak pukul 09.00 hingga 11.00 WITA ini merupakan pelaksanaan kedua, setelah sebelumnya diselenggarakan di Kecamatan Soreang. Dalam waktu dekat, kegiatan serupa juga akan dilaksanakan di Kecamatan Ujung dan Bacukiki Barat dengan lokasi yang sama, yakni di KUA masing-masing.

H. Hasan Basri, selaku Kepala Seksi Bimas Islam, tampil sebagai narasumber tunggal. Dalam paparannya, ia mengulas secara komprehensif topik revitalisasi fungsi masjid yang meliputi peran sosial dan edukatif masjid, penguatan etika kepengurusan, serta teknis pelaksanaan Surat Edaran Menteri Agama No. 05 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Mushalla.

Hasan Basri menekankan pentingnya integritas dan tanggung jawab pengurus masjid dan pegawai sara dalam menjalankan amanah umat. “Masjid bukan semata-mata tempat ibadah ritual, tetapi juga pusat pembinaan moral, sosial, dan keumatan yang berdaya guna,” ujarnya.

Ia kemudian merinci ketentuan penggunaan pengeras suara berdasarkan jenis salat dan waktu:

•Salat Subuh: Bacaan Al-Qur’an atau selawat maksimal 10 menit sebelum azan dengan pengeras suara luar; pelaksanaan salat dan zikir menggunakan pengeras suara dalam.

•Salat Zuhur, Asar, Magrib, dan Isya: Tarhim maksimal 5 menit menggunakan pengeras suara luar; salat dan zikir melalui pengeras suara dalam.

•Salat Jumat: Tarhim maksimal 10 menit dengan pengeras suara luar; khutbah, salat, dan pengumuman menggunakan pengeras suara dalam; azan tetap dengan pengeras suara luar.

•Syiar Ramadan dan Hari Raya: Takbir malam Idul Fitri dan Idul Adha dibolehkan hingga pukul 22.00 menggunakan pengeras suara luar; setelahnya dilanjutkan dengan pengeras suara dalam. Kegiatan tarawih, tadarus, dan kajian menggunakan pengeras suara dalam.

Terkait praktik di bulan Ramadan, H. Hasan Basri juga menyoroti tidak terlaksananya ceramah Tarawih pada malam pertama dan malam ke-30 yang seringkali menunggu keputusan sidang isbat. Menurutnya, jika pemerintah tetap menggunakan mekanisme sidang isbat, maka ceramah pada dua malam tersebut sebaiknya ditiadakan. Namun, apabila ke depan pemerintah mengadopsi sistem kalender hijriyah global yang tetap dan konsisten, maka penyusunan ceramah Tarawih dapat dirancang lebih terjadwal dan tidak mendadak.

Ia menambahkan, Surat Edaran ini bertujuan menjaga harmoni sosial dan kenyamanan bersama di tengah masyarakat yang plural. Oleh karena itu, kefasihan pelafalan, dan waktu penggunaan pengeras suara harus diperhatikan secara serius oleh seluruh pengurus masjid dan pegawai sara.

Sesi diskusi berlangsung dinamis. H. Sudirman, Imam Masjid Al-Magfirah Timur Rama, mengusulkan perlunya pembinaan rutin terhadap para mubaligh untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas isi ceramah. Ia menyoroti adanya khatib yang tidak memenuhi rukun khutbah, yang berakibat fatal terhadap keabsahan salat Jumat.

Peserta lain menyoroti ketidakteraturan waktu pemutaran bacaan Al-Qur’an, azan, dan salat di berbagai masjid yang menyebabkan kebingungan di tengah masyarakat. "Ironisnya, saat kita mendengar bacaan waladh-dhoolliin dari masjid lain, kita refleks mengucapkan aamiin, padahal tidak sedang mengikuti imam yang sama," ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, H. Hasan Basri menyatakan bahwa fenomena serupa terjadi di banyak daerah, bahkan di berbagai wilayah di Indonesia. Untuk itu, ia berkomitmen melakukan penertiban melalui pengiriman notifikasi waktu yang akurat setiap bulan kepada seluruh pengurus masjid dan pegawai sara.

"Notifikasi ini diharapkan akan menjadi acuan bersama agar semua masjid menyesuaikan waktu penggunaan pengeras suara, baik luar maupun dalam," jelasnya. Ia kembali mengingatkan pentingnya kepatuhan terhadap aturan teknis penggunaan pengeras suara sebagaimana diatur dalam edaran menteri.

Merespons berbagai masukan, Hasan Basri juga mengumumkan rencana pembentukan Tim Evaluasi Pegawai Sara dan Mubaligh. Tim ini akan bertugas menampung aspirasi dari pengurus masjid serta melakukan uji kelayakan terhadap bagi pegawai sara, khususnya yang bertindak sebagai imam masjid, guna menjamin kualitas pelayanan ibadah dan dakwah di tengah masyarakat.

Taufiqur Rahman, Kepala KUA Bacukiki yang bertindak sebagai moderator, menyampaikan apresiasi atas antusiasme peserta dan substansi diskusi yang berkembang. Ia menegaskan bahwa masjid adalah pusat keimanan, sehingga tantangan dan godaan pun semakin besar.

“Di tempat yang penuh iman, godaan setan juga lebih kuat. Maka dibutuhkan pengurus dan pegawai sara yang tangguh secara spiritual dan memiliki integritas tinggi,” tutupnya.(Ris/Wn)

 

 

Share:

MAN 1 Kota Parepare Silaturahmi dan Berbagi di Dua Panti Asuhan: Menebar Cinta, Menanam Empati


Parepare, (Kemenag Parepare) - Dalam dunia yang kerap bising oleh ambisi dan rutinitas, MAN 1 Kota Parepare memilih untuk diam sejenak, bukan karena lelah, tetapi karena ingin mendengar suara hati. Hari Jum’at, 18 Juli 2025 langkah-langkah penuh makna diarahkan menuju dua tempat yang mungkin tak ramai, namun penuh kehangatan, Panti Asuhan Din Ansarullah dan Panti Asuhan Mutmainnah.

Di bawah komando langsung Kepala Madrasah Rusman Madina, yang dengan penuh ketulusan memimpin rombongan, kegiatan ini bukan sekadar rutinitas sosial. Ini adalah panggilan jiwa. Hadir pula Bunyamina selaku Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan, A. Akbar Wahid (Wakamad Humas), Suriani (Guru Seni Budaya), Suriyanti (Guru Matematika), dan Ardi sebagai staf madrasah semua bersatu dalam satu misi menebar cinta, memupuk kemanusiaan.

Pintu pertama yang diketuk adalah Panti Asuhan Din Ansarullah. Sambutan hangat mengalir dari pengurus panti dan Fatmawati, siswi MAN 1 yang tinggal di sana. Pelukan haru, tatapan penuh syukur, dan senyuman lembut menjelma jadi bahasa universal yang tak butuh kata. Di sinilah pendidikan menemukan wajah sejatinya, bukan hanya di ruang kelas, tetapi dalam relasi antarmanusia.

Kunjungan berlanjut ke Panti Asuhan Mutmainnah, tempat di mana Wawan dan Tantri, dua siswa MAN 1 yang menjadi bagian dari keluarga panti, menyambut dengan tawa riang. Tak ada sekat, tak ada jarak. Canda tawa bersahutan, seolah semesta pun ikut tersenyum menyaksikan potret kasih yang sederhana tapi menggetarkan jiwa.

Sebelum melangkah pulang, doa bersama dilantunkan. Bukan sekadar lantunan kalimat, tapi harapan yang dihantarkan ke langit, agar silaturrahmi ini bukan yang terakhir, agar kepedulian ini tumbuh jadi budaya.

Dalam komentarnya, Kepala Madrasah Rusman Madina menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan aksi nyata dalam menanamkan kemanusiaan dan cinta kasih kepada sesama.

“Ini bukan sekadar program tahunan. Ini adalah wujud nyata dari ajaran Islam yang mengakar dalam jiwa. Kita ingin menanamkan nilai kemanusiaan dan cinta kasih sejak dini, bukan hanya dengan kata, tapi lewat aksi nyata,”ungkapnya.

MAN 1 Kota Parepare kembali membuktikan bahwa madrasah bukan sekadar tempat belajar, tetapi medan tempur untuk membentuk karakter. Inisiatif ini adalah bagian dari gerakan besar: menghidupkan nurani, membumikan kasih sayang, dan membangun peradaban yang lebih peduli.

Karena sejatinya, pendidikan tak hanya tentang angka dan rumus, tetapi tentang bagaimana menjadi manusia yang hadir untuk manusia lain. Dan hari ini, MAN 1 Kota Parepare melangkah mantap menuju tujuan itu.(Akbar/Wn)

Share:

Pembelajaran Berharga dan Pengalaman Berkarya dalam Perjusa MAN 2 Kota Parepare

Parepare, (Kemenag Parepare) - Perkemahan Jumat-Sabtu (Perjusa) bagi Calon Peserta Didik Baru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Parepare secara resmi dibuka oleh Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Madrasah, Hj. Darna Daming pada Jumat, 18 Juli 2025.

Prapembukaan ia mengamanatkan kepada peserta perkemahan dalam hal ini segenap Calon Peserta Didik Baru agar Perjusa MAN 2 Kota Parepare ini dijadikan sebagai pembelajaran berharga dan pengalaman berkarya. 

"Pramuka merupakan akronim dari Praja Muda Karana, dapat diartikan adanya sekelompok pemuda yang bersatu untuk berkarya. Pada tataran MAN 2 Kota Parepare, Pramuka menjadi satu dari beberapa ekstrakurikuler yang tumbuh dan berkembang dengan berbagai kegiatan seperti Perjusa ini. 

Oleh sebab itu, tekunilah Perjusa sebagai kegiatan pembelajaran di alam. Artinya, belajarlah sambil berbuat dengan tetap takwa dan cinta alam. Maknai serta amalkan Tri Satya dan Dasa Darma dalam kehidupan. Jadikan Perjusa MAN 2 Kota Parepare sebagai pembelajaran berharga dan pengalaman berkarya. Salam Pramuka," pinta Hj. Darna Daming lalu membuka Perjusa secara resmi. 

Perjusa MAN 2 Kota Parepare ini dijadwalkan berlangsung selama dua hari. Gelaran Perjusa di Halaman MAN 2 Kota Parepare sekaligus sebagai pembekalan Calon Peserta Didik Baru tentang selayang pandang sejumlah kegiatan ekstrakurikuler. (Adi)

Share:

Senam Pagi Perdana di MAN 2 Kota Parepare Tingkatkan Kesehatan dan Semangat Kekompakan


Parepare, (Kemenag Parepare) - Di awal T.P. 2025/2026, insan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Parepare melaksanakan senam pagi perdana di halaman madrasah pada Jumat, 18 Juli 2025.

Senam pagi sebagai rutinitas 2 pekan sekali ini diikuti segenap Pendidik dan Tenaga Kependidikan beserta Peserta Didik madrasah tersebut. Tidak ketinggalan, senam pagi untuk meningkatkan kesehatan dan semangat belajar ini diikuti pula oleh calon peserta didik baru.

Peruntukan lainnya, rutinitas senam pagi ini juga mempromosikan berbagai jenis maupun gerakan senam yang energik dan menyegarkan.

Tidak sampai di situ, rutinitas senam pagi ini merupakan suatu upaya menciptakan lingkungan yang sehat, produktif, serta mengoptimalkan konsentrasi dan kebersamaan insan madrasah.

Dari pantauan tim redaksi tampak Pendidik dan Tenaga Kependidikan beserta Peserta Didik MAN 2 Kota Parepare antusias lagi riang mengikuti setiap gerakan ritmik senam pagi di bawah paparan sinar matahari. 

Seperti biasa, kegiatan senam pagi ini dipandu oleh kolaborasi Pengurus Organisasi Siswa Intra Madrasah (OSIM) dengan Pendidik MAN 2 Kota Parepare. Di dalamnya sesekali terdengar suara penyemangat, candaan, gurauan, serta gelak tawa sebagai bukti kekompakan. (Adi)

Share:

Parepare Tepis Isu Intoleransi, Peringatan HUT Dewa Kwang Kong Jadi Simbol Kerukunan

                           


Parepare, (Kemenag Parepare) - Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-4 Dewa Kwang Kong di Klenteng Kota Parepare, Sulawesi Selatan, menjadi momen penting dalam menegaskan semangat toleransi dan persaudaraan lintas agama di kota ini.

Acara yang berlangsung meriah ini dihadiri berbagai unsur, mulai dari Kementerian Agama Kota Parepare, Pemerintah Kota Parepare, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Camat Bacukiki, serta perwakilan dari berbagai organisasi keagamaan. Sebanyak 22 bus peserta dari Kota Makassar turut hadir memadati lokasi acara.

Ketua Panitia, Sony, dalam laporannya menyampaikan bahwa peringatan ini bukan sekadar kegiatan seremonial, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai kesetiaan dan kejujuran yang direpresentasikan oleh sosok Dewa Kwang Kong.

"Kwang Kong adalah simbol integritas, dan kami ingin mengajak semua pihak meneladani nilai-nilai tersebut dalam kehidupan bermasyarakat," ujarnya, Jumat, 18 Juli 2025

Ketua FKUB Kota Parepare, H. Zainal Arifin, juga menegaskan bahwa isu intoleransi yang sempat mencuat di media tidak mencerminkan realitas sosial masyarakat Parepare. "Kami hidup rukun. Tiap tahun bahkan Klenteng ini mengadakan acara buka puasa bersama bekerja sama dengan GP Anshor," jelasnya.


Dalam sambutannya, Sekretaris Daerah Kota Parepare menyampaikan bahwa Kota Parepare adalah rumah besar untuk semua agama.

"Kita rawat keberagaman sebagai kekuatan, bukan sebagai perbedaan yang memecah. Dewa Kwang Kong, yang sangat dihormati umat Konghucu, menjadi simbol kebajikan yang kita junjung bersama,” tegasnya.

Apresiasi terhadap terselenggaranya kegiatan ini juga datang dari Kasubbag TU, H. Syaiful Mahsan yang hadir mewakili kepala kantor.

“Kegiatan seperti ini dapat menjadi salah satu even dalam upaya meningkatkan semangat kebersamaan dan kerukunan antarumat beragama di Kota Parepare. Kami berharap kegiatan ini menjadi agenda tahunan yang diikuti tokoh-tokoh agama di Kota Parepare,”ujarnya.

Walaupun kegiatan ini dilaksanakan dan dihadiri ratusan umat Konghucu tapi panitia meminta perwakilan FKUB yang beragama Islam untuk memimpin doa.

Kegiatan ini menandai bahwa Parepare tetap berdiri sebagai kota inklusif yang menjunjung tinggi nilai persaudaraan, toleransi, dan keberagaman agama. Acara berlangsung lancar, penuh khidmat, dan sarat makna persatuan.(Fikar/Wn)

 

 

 

Share:

Definition List

Unordered List