--

Menghimpun seluruh berita, tulisan, jurnal bernuansa agama yang dapat menyatukan ummat

Nilai Budaya dan Filosofi Kearifan Lokal dalam Gelar Karya P5RA MAN 2 Kota Parepare

 


Parepare, (Kemenag Parepare) - Sesuatu yang memang tidak dapat dipungkiri bahwa dalam konteks modern, hiasan pakaian adat Bugis terus bertahan meskipun mengalami beberapa adaptasi ataupun penyesuaian dengan selera masa kini. Generasi muda Bugis dituntut giat memperkenalkan ornamen atau aksesori dalam berbagai acara budaya, peragaan busana, hingga pameran. 

Bersesuaian dengan itu, Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Parepare menggelar Karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan lil Alamin (P5RA) bertema Kearifan Lokal dan berjudul Pesona Hiasan Pakaian Adat Bugis 'MeWarisi' (Menjaga Warisan lewat Kreasi).

Terpusat di aula madrasah, gelar karya hiasan pakaian adat Bugis tersebut lebih dari sekadar ornamen atau aksesori saja, pun merupakan simbol spiritualitas, estetika yang memperkuat identitas budaya Bugis. Kehadirannya dalam Gelar Karya P5RA MAN 2 Kota Parepare menandakan bahwa nilai-nilai budaya ini tetap hidup dan diwariskan tanpa mengabaikan filosofi di dalam setiap pesona hiasan dimaksud. 

Setelah mengonfirmasi Maryam Baharuddin selaku Ketua Tim P5RA MAN 2 Kota Parepare di sela-sela pagelaran pada Jumat, 23 Mei 2025, berikut catatan tim redaksi tentang nilai-nilai budaya dan filosofi hiasan pakaian adat Bugis.

Nilai-nilai utama budaya Bugis yang ditanamkan dalam Gelar Karya P5RA ini, meliputi Sipakainge' (saling mengingatkan. Nilai ini menekankan pentingnya memberi nasihat atau teguran yang membangun ketika seseorang melakukan kesalahan. 

Sipakalebbi' (saling menghormati/menghargai) mengajarkan etika berbicara dan bertindak agar tidak merendahkan orang lain. Sipatokkong/Sipakainge' (saling menopang/saling menolong dalam kesulitan menggambarkan semangat kebersamaan dan tanggung jawab sosial antaranggota masyarakat.

Lempu' (kejujuran) bermakna jujur dalam setiap hal atau senantiasa berpegang teguh pada kejujuran. Sedangkan Getteng (keteguhan) bermakna teguh dalam pendirian. 

Adapun filosofi kearifan lokal dari setiap pesona hiasan pakaian adat Bugis, antara lain Rante (kalung) bertingkat atau panjang dari emas mewakili hubungan yang kuat antara keluarga dengan leluhur. Potto (gelang) berbentuk tabung melambangkan kekuatan, keuletan, dan ketabahan perempuan Bugis. 

Filosofi Sima'-Sima' yang merupakan pelengkap pada ujung lengan mencerminkan nilai kehalusan budi, ketelitian, dan keterampilan_terutama dalam menjaga penampilan yang terhormat serta penuh wibawa.

Anting atau Giwang merupakan simbol kewaspadaan dan kearifan dalam mendengar yang menggambarkan pentingnya menghargai nasihat serta petuah orang tua/adat. Terakhir, siluet Bunga Teratai melambangkan kesucian. (Adi)

Share:

Kolaborasi Kultur dengan Agama dalam Pembukaan Gelar Karya P5RA dan Pensi Akademik MAN 2 Kota Parepare

 


Parepare, (Kemenag Parepare) - Aula madrasah menjadi pusat Pagelaran Karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan lil Alamin (P5RA) serta Pentas Seni (Pensi) Akademik Siswa Kelas X-XI Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Parepare T.P. 2024/2025.

Pada sesi sambutan jelang pembukaan, Hj. Darna Daming selaku Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Madrasah mengatakan bahwa Gelar Karya P5RA dan Pensi Akademik ini merupakan bagian pembelajaran dalam bentuk karya dan pementasan seni sebagaimana tuntunan implementasi kurikulum merdeka.

"Gelar Karya P5RA dan Pensi Akademik Siswa MAN 2 Kota Parepare ini merupakan bagian pembelajaran dalam bentuk karya dan pementasan seni sebagaimana tuntunan implementasi kurikulum merdeka. Khusus hasil karya P5RA Siswa Kelas X, nantinya menjadi koleksi inventaris madrasah. Sedangkan Pensi Akademik merupakan realisasi ujian praktik mata pelajaran Seni Budaya," kata Hj. Darna Daming.

Lebih lanjut, H. Fitriadi selaku Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakan Kemenag) Kota Parepare menuturkan bahwa Gelar Karya P5RA dan Pensi Akademik ini merupakan kolaborasi kultur dengan agama.

"Pakaian adat Bugis beserta aksesori hasil karya siswa sudah diadaptasi untuk menutup aurat. Berarti ada kolaborasi kultur, agama, seni, dan ekonomi dalam Gelar Karya P5RA serta Pensi Akademik MAN 2 Kota Parepare ini. Oleh karena itu, kegiatan seperti ini harus terus berlanjut dan ditumbuhkembangkan di kalangan Generasi Z yang penuh tantangan serta modernisasi," tutur H. Fitriadi sambil membuka kegiatan secara resmi.

Pembukaan Gelar Karya P5RA dan Pensi Akademik yang berlangsung Jumat, 23 Mei 2025 ini, Kepala Subbagian Tata Usaha (Kasubag TU), H. Syaiful Mahsan; Kepala Seksi Pendidikan Madrasah (Kasi Penmad), H. Muhammad Amin; Pengawas Madrasah Kantor Kemenag Kota Parepare, Hj. Hasnani turut hadir mendampingi Kakan Kemenag. (Adi)

Share:

Penyuluh KUA Bacukiki Laksanakan Program "Pinter Bersama" bagi ASN

 


Parepare, (Kemenag Parepare) - Dalam rangka menindaklanjuti Surat Edaran Wali Kota Parepare Nomor 100.3.4.3/33/Hkm tentang Peningkatan Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an bagi ASN dan Pengurus Lembaga Kemasyarakatan yang beragama Islam pada lingkup Pemerintah Kota Parepare, Pemerintah Kecamatan Bacukiki menjadi instansi pertama yang merespons secara konkret melalui penyelenggaraan program bertajuk Pendidikan Karakter melalui Belajar Bersama Baca Tulis Al-Qur’an (Pinter Bersama).

Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Kecamatan Bacukiki dan Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Bacukiki, berdasarkan surat resmi dari Camat Bacukiki, H. Saharuddin, kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Parepare.

Dalam surat tersebut, Camat Bacukiki meminta kepada jajaran Penyuluh Agama KUA Bacukiki untuk memberikan bimbingan atau penyuluhan peningkatan kemampuan baca tulis Al-Qur’an kepada ASN dan pengurus lembaga kemasyarakatan di lingkup pemerintah kecamatan serta kelurahan di bawahnya.

Program ‘Pinter Bersama’ resmi diluncurkan pada hari Senin, 17 Maret 2025, di Aula Kantor Kecamatan Bacukiki. Peluncuran ini dihadiri oleh Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Kota Parepare sebagai perwakilan kepala kantor, Kepala KUA Bacukiki, para Penyuluh Agama, Camat Bacukiki beserta jajarannya, serta seluruh Lurah di wilayah Kecamatan Bacukiki.

Hingga Jumat, 23 Mei 2025, program ini telah berjalan selama lebih dari dua bulan dan dilaksanakan secara rutin pada hari kerja, Senin hingga Jumat, di lima titik lokasi yakni Kantor Kecamatan Bacukiki dan empat kantor kelurahan: Galung Maloang, Lemoe, Lompoe, dan Wattang Bacukiki. Pembagian jadwal dan lokasi dilakukan secara proporsional oleh Kepala KUA Bacukiki, Taufiqur Rahman.

Dalam pelaksanaannya, program ini tidak hanya melibatkan para Penyuluh Agama, tetapi juga Penghulu dan Pelaksana KUA Bacukiki, Hj. Rafiah dan Andi Eni, yang dikenal sebagai qoriah bersuara emas dan memiliki kompetensi di bidang ilmu Al-Qur’an.

Taufiqur Rahman menegaskan pentingnya melibatkan seluruh potensi yang ada demi keberhasilan program, serta mengingatkan seluruh tim pelaksana agar menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab dan keikhlasan semata-mata karena Allah Swt.

“Program ini bukan hanya tentang membaca huruf, tetapi membangun karakter dan kecintaan terhadap Al-Qur’an. Kita berharap bisa menjadi amal jariyah bagi semua yang terlibat,” ujar Taufiqur Rahman.

Selaku Penyuluh Agama Ahli Madya sekaligus Koordinator, Hj. Hajrah dan Hj. Sudawati memberikan arahan teknis kepada seluruh penyuluh agar pembinaan dilakukan secara bertahap dan menyeluruh, dimulai dari dasar, yakni pengenalan huruf hijaiyah, makhraj, dan sifat-sifat huruf. Hal ini dinilai sangat penting karena kesalahan dalam makhraj atau sifat huruf dapat mengubah arti ayat, sehingga berdampak pada nilai ibadah membaca Al-Qur’an.

Program ini mendapat sambutan hangat dari para peserta. Salah satu peserta binaan dari Kelurahan Galung Maloang, Fadly, yang juga menjabat sebagai Kepala Seksi Pelayanan Umum dan Pemberdayaan Masyarakat, menyampaikan kesan positifnya. Ia mengungkapkan bahwa melalui program ini, ia baru memahami pentingnya makhraj dan sifat huruf dalam membaca Al-Qur’an secara benar, serta merasa lebih percaya diri dalam melafalkan ayat-ayat suci.

“Sudah tua begini, baru kami tahu cara melafalkan makhraj huruf dengan benar. Dulu semua huruf seperti ' ش س ث ' kami ucapkan sama saja. Sekarang kami bisa membedakan, dan bahkan bisa mengoreksi bacaan orang lain, termasuk saat salat berjamaah. Harapan kami, pembinaan ini terus dilanjutkan hingga kami benar-benar mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar,” ujarnya dengan antusias.

Nada serupa juga disampaikan oleh Hamzah, peserta binaan dari Kelurahan Lompoe, yang selama proses pembelajaran kerap dijadikan peraga untuk menunjukkan makhraj huruf serta menirukan pelafalan secara tepat. “Metode pembelajaran yang interaktif sangat membantu dalam mempercepat pemahaman peserta, khususnya dalam membedakan pelafalan huruf yang selama ini sering dianggap sama,”ujarnya.

Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Kota Parepare, H. Hasan Basri, memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan program ini.

“Keberhasilan awal yang dicapai oleh Kecamatan Bacukiki merupakan langkah strategis dalam membangun budaya literasi Al-Qur’an di lingkungan aparatur sipil negara dan masyarakat,”ujarnya.

Lebih lanjut, ia berharap agar program serupa dapat direplikasi oleh kecamatan-kecamatan lainnya di Kota Parepare, sebagai bagian dari upaya kolektif mewujudkan sumber daya manusia yang Qur’ani, berkarakter mulia, dan memiliki kompetensi dalam membaca serta memahami Al-Qur’an secara benar. (Ris/Wn)

 

Share:

Petuah Tarian Etnik Bugis dalam Pensi Akademik MAN 2 Kota Parepare

 


Parepare, (Kemenag Parepare) - "Gau' Maraja" sepadan dengan kata pertunjukan akbar adalah tema utama Pentas Seni (Pensi) Akademik Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Parepare yang digelar di aula madrasah tersebut. 

Pensi Akademik yang didahului dengan Gelar Karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan lil Alamin (P5RA) berlangsung pada Jumat, 23 Mei 2025. Kedua pertunjukan akbar ini disaksikan ratusan hingga ribuan penonton via luring maupun daring. 

Dari momen "Gau' Maraja" ini, tim redaksi mengungkap Makna ataupun Petuah Tarian Etnik Bugis yang dipentaskan oleh Siswa Kelas X-XI  MAN 2 Kota Parepare.

Diawali dengan Tari Iyya Raga-Raga memiliki makna filosofis sebagai simbol keberagaman budaya Sulawesi yang bersatu dalam harmoni. Setiap gerakan serta irama dari berbagai unsur menggambarkan bahwa perbedaan bukanlah penghalang, melainkan kekuatan yang membentuk harmoni. Sekaligus, simbol bahwa dalam kebersamaan,  keragaman justru memperkaya dan mempererat tali persaudaraan antarsuku maupun daerah.

Lanjut Tari Bulu' Alau'na Tempe menampilkan kelembutan dan keanggunan perempuan Bugis dalam menjaga adat.  Kemudian, Tari Mappadendang memperlihatkan semangat syukur masyarakat Bugis setelah panen melalui irama tumbukan padi. 

Tari kreasi Ana' Dara Ogi merupakan perpaduan tari yang mencerminkan penghormatan terhadap tamu, kekuatan perempuan, serta keanggunan dan sopan santun dalam budaya Sulawesi Selatan. 

Berikut, Tari Sulapa Eppa adalah tarian terinspirasi dari kepercayaan masyarakat Bugis mengenai empat unsur pembentuk manusia serta alam, yaitu angin, air, tanah, dan api. Melalui gerakan yang khas dan iringan musik tradisional, tarian ini menggambarkan perjalanan spiritual menuju keseimbangan hidup.

Tari Alosi Ripolo Dua adalah tarian tradisional Bugis menggambarkan kisah cinta sepasang kekasih yang ditakdirkan berjodoh karena memiliki banyak kemiripan, baik dari segi fisik maupun batin. Judul tarian ini berasal dari ungkapan yang berarti bagai pinang dibelah dua, melambangkan keserasian serta kecocokan pasangan tersebut. (Adi)

Share:

Deskripsi Tarian Etnik Makassar pada Pensi Akademik MAN 2 Kota Parepare

 


Parepare, (Kemenag Parepare) - Demi penuntasan nilai ujian praktik mata pelajaran Seni Budaya sebagaimana tuntunan implementasi kurikulum merdeka, Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Parepare menggelar Pentas Seni (Pensi) Akademik bertema 'Gau' Maraja. (pertunjukan akbar).

Bertempat di aula madrasah pada Jumat, 23 Mei 2025, Siswa Kelas X-XI MAN 2 Kota Parepare dimaksud mementaskan seni puisi, musik, pencak silat, serta ragam tarian dari berbagai etnik. Satu di antaranya adalah Tarian Etnik Makassar.

Seperti halnya pementasan tarian etnik Bugis, Mandar, dan Toraja yang dapat disaksikan via luring maupun daring sebagai khasanah budaya Sulawesi Selatan,  berikut tim redaksi menyajikan Deskripsi Tarian Etnik Makassar. 

Ada Tari Gandrang Bulo, menggambarkan semangat juang, kekompakan, dan kegembiraan masyarakat Makassar. Tarian ini dikenal karena unsur humor serta kelincahan irama menabuh bilah bambu yang selaras dengan gerakan dinamis dan ritmis.

Selanjutnya, Tari Gau'na Butta terinspirasi dari dua lagu berbahasa Makassar, yaitu Angin Mamiri dan Butta Kalassukangku. Dua lagu yang menyiratkan kerinduan kepada kampung halaman serta mengekspresikan kebanggaan terhadap tanah kelahiran.

Tarian ini menghadirkan perjalanan batin dari rindu nan sunyi menuju cinta dan kebanggaan akan tanah Sulawesi Selatan yang tak lekang oleh waktu. (Adi)

Share:

Rapat Kerja MGMP MTs Kota Parepare Periode 2025-2029

 

Parepare, (Kemenag Parepare) – Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) MTs Kota Parepare menggelar Rapat Kerja untuk menyusun dan membahas rencana program kerja periode tahun 2025-2029.

Kegiatan yang berlangsung di Gedung Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu (PLHUT) pada Jumat, 23 Mei 2025 ini dihadiri para Pengurus inti MGMP dan Pengurus bidang yang terdiri dari berbagai guru mata pelajaran MTs se-Kota Parepare.

Para peserta rapat sangat antusias dalam menyimak presentasi dari masing-masing bidang dan memberikan tanggapan serta saran yang sifatnya membangun. Dialog interaktif yang berlangsung memungkinkan para peserta untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan.


Adapun hasil keputusan penting dalam rapat kerja tersebut yakni:

1. Masing-masing bidang akan melaksanakan program kerja yang telah disusun dan disetujui.

2. Masing-masing bidang akan melaporkan hasilnya untuk memastikan bahwa program kerja berjalan dengan baik dan efektif

Di akhir kegiatan, Siti Amirah Rasyid selaku Ketua MGMP MTs Kota Parepare, menyatakan rasa syukur atas berlangsungnya kegiatan ini dengan baik.

"Alhamdulillah semua peserta semangat, semoga ini langkah awal kita bermusyawarah, membangun kerja sama antara guru-guru sehingga kita bisa meningkatkan kualitas kita sebagai guru,”ungkapnya senang.

Lebih lanjut ia menyampaikan rencana untuk membangun kerja sama dengan lembaga atau organisasi lain dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan memperkuat posisi guru-guru dalam meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mereka.

Salah seorang peserta rapat, Kharlina Mathar memberikan tanggapannya usai pelaksanaan raker. "Program kerja yang disusun sangat relevan dengan kebutuhan pendidikan saat ini. Saya berharap program ini dapat diimplementasikan dengan baik dan efekti,”ujarnya.(Rs/Wn)

 

 

Share:

Perian Tarian Etnik Mandar dalam Pensi Akademik MAN 2 Kota Parepare

Parepare, (Kemenag Parepare) - Pentas Seni (Pensi) Akademik yang digelar Jumat, 23 Mei 2025 oleh Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Parepare cukup menarik simpati penonton yang menyaksikan secara luring maupun daring. 

Betapa tidak, Pensi Akademik "Gau' Maraja" sebagai bagian penilaian ujian praktik mata pelajaran Seni Budaya yang sesuai dengan tuntunan implementasi kurikulum merdeka ini rupanya mementaskan berbagai tarian ataupun pementasan lainnya dari empat etnik di Provinsi Sulawesi Selatan. 

Tim redaksi pun tidak mau ketinggalan dan berhasil menghimpun informasi tentang Perian Tarian Etnik Mandar dalam Pensi Akademik MAN 2 Kota Parepare.

Tari Lita Pembolongan dari Mandar melambangkan semangat juang nelayan menghadapi laut. Lalu, Tari Lalinno Lipa (cahaya dalam tenunan) menggambarkan peran perempuan Mandar sebagai penjaga harmoni dan budaya. Dalam kesunyian malam, mereka menari Marappai Bulan untuk memohon berkah dan keselamatan di bawah cahaya rembulan -simbol penerang kehidupan.

Ketika pagi tiba, gerakan berubah menjadi tenang dan anggun melalui Tari Lipa Sabbe sebagai ketekunan dalam menenun kain tradisional. Perpaduan kedua tarian ini mencerminkan keseimbangan antara spiritual, keteguhan, dan kearifan lokal, serta menunjukkan bahwa dalam tiap helai benang maupun gerak tubuh, perempuan Mandar menenun nilai-nilai kehidupan yang luhur. (Adi)

Share:

Definition List

Unordered List